Bisnis.com, JAKARTA -- Asia Indigenous Peoples Pact (AIPP) menyerukan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) untuk memberikan penghormatan lebih besar kepada masyarakat adat terkait dengan rencana pendanaan bank tersebut pada pembangunan infrastruktur di wilayah Asia.
Sekretaris Jendral AIPP Joan Carling menuturkan sekitar 2/3 dari 370 juta masyarakat adat berada di Asia. Oleh karena itu, sambungnya, proyek pendanaan AIIB terkait dengan pembangunan regional dan nasional di kawasan Asia akan berimplikasi serius pada kehidupan masyarakat adat.
"Pemerintah China dan perusahaan China, secara khusus, memiliki investasi besar pada wilayah masyarakat adat," kata Carling dalam keterangan resminya yang dikutip Bisnis.com, Rabu (28/10/2015). "Dampak seriusnya adalah penggusuran, penghancuran keanekaragaman hayati dan warisa budaya."
Walaupun demikian, AIPP menyambut adanya rancangan Kerangka Kerja Perlindungan Lingkungan dan Sosial milik AIIB. Carling menambahkan pihaknya menginginkan persyaratan yang lebih ketat terkait dengan prinsip Persetujuan Bebas Tanpa Paksaan terhadap masyarakat.
AIPP menyatakan proyek-proyek besar itu sepeti waduk besar, pertambangan, pelabuhan, rel kereta api, serta perkebunan biofuel. Proyek tersebut terdapat pada wilayah masyarakat adat seiring dengan dilakukannya upaya integrasi Asean dan terget pembangunan negara-negara Asia lainnya.
AIIP, papar Carling, menganjurkan agar para pejabat penting AIIB melakukan pertemuan langsung regional dengan perwakilan masyarakat adat terkait dengan rencana proyek pendanaan terhadap pembangunan infrastruktur tersebut.