Bisnis.com, JAKARTA – Industri kecil menengah Jepang melalui Japan External Trade Organization mencari peluang investasi di sektor industri pendukung, khususnya untuk industri otomotif, barang elektronik, dan komponen.
Presiden Direktur Japan External Trade Organization (Jetro) Daiki Kasugahara mengatakan saat ini pihaknya terus memfasilitasi informasi terkait regulasi dan insentif untuk berinvestasi di Indonesia, juga dalam melakukan business matching.
“Kalau untuk perusahaan besar di Jepang, informasi yang mereka dapat sudah cukup banyak dengna adanya jaringan. Tapi untuk IKM (industri kecil menengah), masih kesulitan informasi baik mengenai success story, peraturan maupun tentang insentif yang diberikan,” ujarnya.
Dia menjelaskan etidaknya ada sekitar 300 pengusaha bertaraf IKM yang dibawa setiap tahunnya ke Indonesia. Selain sektor industri antara, sektor lain yang juga disasar antara lain ialah sektor pertanian dan pariwisata.
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan pihaknya mengharapkan agar Jetro bisa membantu untuk membawa lebih banyak investor ke Indonesia.
Dia mengatakan pada November nanti, akan ada sekitar 1.000 perusahaan yang akan datang ke Indonesia untuk melakukan penjajakan dan melihat kondisi perekonomian di Indonesia, termasuk untuk sektor industri non-migas.
“Dalam kesempatan itu mereka (Jetro) akan buat workshop untuk business partnership. Selama ini, Jepang memang termasuk investor yang tertinggi di Indonesia,” katanya.
Dia mengatakan Kemenperin juga menawarkan agar pelaku industri dari Jepang mau bekerja sama dalam bentuk riset bersama, bukan sebatas dalam bentuk kerja sama bisnis atau investasi seperti selama ini.
Menurutnya, riset tersebut akan sangat bermanfaat jika dilakukan untuk pengembangan komoditas tertentu, seperti industri tekstil yang merupakan industri padat karya.
“Tekstil ini kan padat karya dan banyak industri kelas kecil dan menengah. Kalau bisa ini yang ditingkatkan kualitasnya. Kalau Jepang kan mereka kapasitasnya tidak terlalu besar tapi kualitasnya bagus. Diharapkan ini bisa diaplikasikan untuk IKM kita,” katanya.