Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menilai paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Pemerintah secara konsisten merupakan upaya menyehatkan struktur ekonomi dan sejalan dengan reformasi struktural yang dilakukan Pemerintah.
"Inflasi 2015, yang diperkirakan berada di bawah titik tengah sasaran inflasi, 4% Defisit transaksi berjalan 2015 yang diperkirakan akan membaik, menjadi US$18 miliar," tulis Bank Indonesia seperti yang dikutip, Sabtu (24/10/2015).
Pertumbuhan ekonomi di semester II/2015 diperkirakan berada di kisaran 4,7% hingga 5,1%, lebih baik dibandingkan semester sebelumnya yang sebesar 4,7%.
Di tengah perkembangan perekonomian negara berkembang yang cenderung melambat, perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2015 menjadi titik balik yang menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia.
Otoritas moneter ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4,85% pada kuartal III/2015. Bank Indonesia menyambut baik Paket Kebijakan Pemerintah V yakni terkait kebijakan fasilitas revaluasi aset dan insentif pajak.
Kebijakan tersebut dianggap dapat memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam negeri, termasuk BUMN. "Ini dapat mendorong peningkatan modal yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan ke depan," tulis Bank Indonesia.
Bank sentral juga mengapresiasi rencana penghapusan pajak berganda terkait real estate investment trust (REITs). Hal ini dipandang dapat membawa dampak positif bagi pasar keuangan di Indonesia dengan menarik dana investasi real estate yang selama ini ditempatkan di luar negeri ke dalam real estate investment trust di Indonesia.
"Ke depan koordinasi antara Bank Indonesia, pemerintah dan lembaga terkait lainnya menjadi kunci pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan," tulis Bank Indonesia.