Bisnis.com, JAKARTA—Industri mebel dan kerajinan rotan membutuhkan jaminan pasokan bahan baku dalam jangka panjang dan lestari guna memastikan target ekspor mencapai US$5 miliar pada 2019.
Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (Amkri) Rudy Halim mengatakan industri mebel dan kerajinan rotan didalam negeri sangat membutuhkan bahan baku untuk semua jenis rotan. Selain itu, seluruh sumber daya alam yang dimiliki harus diolah di dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah yang sebesar-besarnya.
“Jangan kita malah kesulitan mencari bahan baku, ibarat mati dilumbung sendiri. Sudah benar pemerintah tidak membuka lagi keran ekspor rotan, sekarang tinggal bagaimana pengawasan barang ilegalnya,” tuturnya dalam konferensi pers Amkri Menentang Wacana Ekspor Bahan Baku Rotan, Kamis (22/10).
Kebijakan pemerintah menutup ekspor rotan dalam bentuk bahan baku dan mewajibkan untuk diolah lebih lanjut di dalam negeri, sesuai UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian adalah sangat tepat. Menurutnya, Amkri juga tetap mendukung diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan No 35/M-DAG/PER/11/2011 tentang ketentuan ekspor rotan, di mana di dalamnya mengatur adanya larangan ekspor rotan dalam bentuk rotan mentah dan rotan setengah jadi (poles, kulit dan fitrit).
Rudy menambahkan tantangan target ekspor dapat dicapai industri, jika pemerintah memberikan dukungan untuk memastikan bahan baku tetap terjaga. “Kalau sampai di buka maka mustahil target ekspor kita akan tercapai,” tambahnya.