Bisnis.com, BEKASI -- Perusahaan pengembang di wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta tengah resah akibat penjualan properti anjlok di kuartal III 2015.
Pengembang khawatir, bila penjualan terus merosot, gelombang pemutusan hubungan kerja tak bisa dihindarkan.
Ketua DPD Real Estate Indonesia Soelaeman Soemawinata, jumlah perusahaan pengembang di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta mencapai sekitar 930 perusahaan. "Banyak pengembang besar juga, kapitalisasinya pasti besar. Sampai saat ini 60% gak jualan," ungkapnya di Bekasi, Selasa (20/10/2015).
Soelaeman mengatakan, hingga September 2015, penjualan properti juga mengalami penurunan hingga 50%. Menurutnya, dampak perlambatan ekonomi terhadap penjualan properti akan melalui tiga tahap.
Pertama, penjualan properti terkoreksi. Kedua, perusahaan pengembang akan menahan ekspansi. Ketiga, jika kelesuan tidak diatasi, perusahaan terpaksa melakukan PHK.
Jumlah karyawan yang berpotensi mendapat PHK menurut Soelaeman bisa mencapai 250.000. Dengan asumsi satu pekerja memiliki tanggungan tiga orang, masyarakat yang akan terdampak PHK di tiga wilayah DPD REI saja akan mencapai satu juta orang.
Soelaeman mendesak, pemerintah menempuh terobosan untuk memperbaiki iklim properti. Pasalnya industri properti berdampak langsung terhadap 174 sektor lainnya. "Properti menciptakan value, bukan menggali tanah mencari harta karun," tukasnya.