Bisnis.com, JAKARTA—PT Bio Farma (Persero) optimistis kinerja penjualan menembus Rp2,3 triliun pada 2015 dengan pertumbuhan bisnis 16%.
Direktur Keuangan PT Bio Farma (Persero) Pramusti Indracaryo mengatakan optimistme perusahaan mengenai target tahun depan dianggap realistis seiring dengan kinerja penjualan produk di pasar domestik dan lebih dari 130 negara ekspor.
“Kalau tahun ini kami optimistis sekali kalau pertumbuhan 16% akan dicapai. Dengan pertumbuhan sebesar itu, perusahaan akan mendapatkan pemasukan kotor senilai Rp2,3 triliun,” tuturnya kepada Bisnis.com, di sela-sela diskusi dan peluncuran buku Life Science for A Better Life, Kamis (15/10).
Potensi pasar vaksin di dunia masih terbuka lebar, khususnya bagi negara berkembang yang belum memiliki industri vaksin mandiri. Saat ini kurang lebih ada 200 perusahaan vaksin, sementara yang telah diakui oleh World Health Organization (WHO) hanya sekitar 30 industri.
Pramusti mengatakan pasar ekspor memang meyakinkan, akan tetapi perusahaan tetap memprioritaskan pemenuhan vaksin dalam negeri. Menurutnya, untuk mengekspor produk farmasi tidaklah mudah, dan memerlukan pendekatan terkait regulasi setempat.
Tahun ini Bio Farma telah memulai rangkaian penambahan kapasitas produksi sebanyak dua miliar dosis untuk pasar mancanegara. Di Asean sendiri, tidak banyak negara yang memiliki pabrik vaksin, diantaranya Malaysia dan Vietnam, tetapi dengan kapasitas yang kecil dan belum tersertifikasi WHO.