Bisnis.com, KUPANG --- Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) berharap paket kebijakan ekonomi III bisa bangkitkan sektor usaha kecil menengah (UKM) sebagai salah satu pilar perekonomian bangsa.
"Paket kebijakan ekonomi III yang diluncurkan pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah bagian dari program kebijakan pemerintahan saat ini yang menjadikan industri sebagai fondasi ekonomi Indonesia," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan Perkasa Roeslani, kepada Antara, melalui siaran pers yang dikirim, Selasa (13/10/2015).
Rosan menilai positif Paket Ekonomi Jilid III yang baru diumumkan pemerintahan Joko Widodo, berkaitan dengan menjadikan industri sebagai fondasi ekonomi Indonesia dengan menekan biaya industri.
Dia mencontohkan, diskon listrik hingga 30 persen untuk pemakaian listrik mulai pukul 23.00 Wita hingga 08.00 Wita, akan sangat membantu sektor industri.
Pemerintah juga menurut calon Ketua Umum Kadin Indonesia itu, sudah menunjukkan kebijakan pro UKM. Kendala pembiayaan yang seringkali dialami pelaku UKM bisa diminimalkan melalui pengurangan tingkat bunga kredit.
"Usaha kecil juga akan sangat terbantu dengan turunnya bunga kredit usaha rakyat (KUR) dari 22 persen menjadi 12 persen. Hanya saja penyerapan KUR masih sangat lambat dan karenannya pemerintah perlu mendorong agar penyerapan KUR bisa lebih cepat," katanya.
Kadin Indonesia kata dia, sangat berharap indikator positif pada nilai tukar rupiah dan IHSG dalam beberapa hari terakhir juga telah menjadi sinyal awal perbaikan ekonomi Indonesia. "Momentum ini perlu didukung dengan kebijakan pemerintah yang mengena dan tepat sasaran," katanya.
Dia menjelaskan, di tengah melemahnya nilai tukar yang terjadi di hampir semua negara di dunia tersebut, penguatan rupiah terhadap dollar AS menjadi sinyal positif.
Secara kelembagaan, kata Rosan, Kadin Indonesia sangat berharap dan akan trerus menanti kebijakan lanjutan, yang akan dikeluarkan pemerintah. Diharapkan kebijakan tersebut akan mengembalikan kepercayaan investor, pelaku usaha, maupun masyarakat.
Dengan semakin banyak perusahaan yang gulung tikar dan tenaga kerja yang diPHK, dalam pandangan Rosan, kebijakan yang tepat sasar akan mengembalikan kepercayaan kepada pemerintah.
"Yang kurang saat ini sebenarnya soal `trust and confidence. Karena itu, penting bagi pemerintah untuk menerapkan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan 'trust dan confidence'nitu," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Suryo Bambang Sulisto juga menilai dunia usaha saat ini membutuhkan visi pembangunan yang integratif, terutama karena tantangan-tantangan dalam tata kelola perusahaan.
Saat ini katanya, keunggulan kreativitas dan inovasi dalam tata kelola bisa melipatgandakan ekspansi hingga profit perusahaan. Dia mencontohkan inovasi digital yang dilakukan oleh perusahaan Uber.
"Uber baru berusia beberapa tahun punya 'capital market' sekitar 50 triliun dolar Amerika, hampir sama besar dengan Goldman Sachs, raksasa keuangan yang sudah berusia lebih dari 100 tahun," kata Suryo.
Dia menjelaskan, keunggulan Uber adalah dalam penerapan inovasi digital. Uber memiliki sistem tata kelola yang inovatif, sehingga tanpa memiliki kendaraan sendiri, dapat mengoperasikan begitu banyak kendaraan dan menjangkau pasar yang luas.
Uber, menurut dia, menghadirkan pelajaran, bahwa perusahaan-perusahaan yang tidak adaptif, miskin kreasi dan inovasi akan mudah tersingkir.
PAKET KEBIJAKAN EKONOMI: Bangkitkan Sektor UKM
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) berharap paket kebijakan ekonomi III bisa bangkitkan sektor usaha kecil menengah (UKM) sebagai salah satu pilar perekonomian bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
33 menit yang lalu
Pakar Minta Pemerintah Perjelas Definisi Swasembada Pangan
36 menit yang lalu
Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Diramal Tak Tembus 5%
50 menit yang lalu