Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan volume penjualan pengusaha ritel sepanjang semester I/2015 turun 15% hingga 20%.
Roy N. Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), mengatakan penurunan volume penjualan seiring dengan pelemahan ekonomi nasional yang berdampak pada penurunan daya beli masyarakat.
“Beberapa waktu terakhir ketika festive [suasana pesta] penjualan beberapa anggota bahkan melonjak 20%, tetapi setelah itu turun lagi,” ujarnya Selasa (6/10/2015).
Berdasarkan hal tersebut, asosiasi menyimpulkan daya beli masyarakat tidak hilang, tetapi faktor psikologis lebih memengaruhi kepercayaan diri konsumen.
Menurutnya, pemerintah harus mengembalikan kepercayaan diri masyarakat setelah penurunan daya beli pada semester I/2015 akibat realisasi proyek pemerintah yang belum berjalan.
“Tahun lalu pertumbuhan ritel sekitar 13%-15% dengan omzet mencapai Rp168 triliun. Jika tahun ini pertumbuhan ekonomi hanya 5%, kami prediksi pertumbuhan ritel 10%, tetapi jika di bawah itu maka pertumbuhan ritel hanya 8%,” katanya.