Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDEKS MANUFAKTUR RI: Masih Kontraksi, Terseret Depresiasi Rupiah

Nikkei Indonesia Manufacturing PMI yang diterbitkan Kamis (1/10/2015) turun dari 48,4 pada Agustus menjadi 47,4 pada September.
Ilustrasi./
Ilustrasi./

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks manufaktur Indonesia berbalik melemah pada September. 

Nikkei Indonesia Manufacturing PMI yang diterbitkan Kamis (1/10/2015) turun dari 48,4 pada Agustus menjadi 47,4 pada September.

Data PMI menggambarkan perkembangan kinerja industri manufaktur dengan angka 50 atau lebih menunjukkan ekspansi. Indeks manufaktur Tanah Air telah berkontraksi selama 12 bulan berturut-turut.

Indeks manufaktur kembali memburuk pada September, setelah kenaikan dari 47,3 pada Juli menjadi 48,4 pada Agustus mengindikasikan perbaikan kondisi.

“Kondisi tenaga kerja di sektor manufaktur mencemaskan. Pabrik berjuang untuk mendapatkan order baru di tengah kondisi perekonomian yang sulit,” kata Pollyna de Lima, Ekonom  Markit.

Tekanan depresiasi rupiah juga berdampak besar pada kinerja sektor manufaktur. Kenaikan harga bahan baku pada September adalah yang tertajam dalam 19 bulan terakhir. Kondisi tersebut memaksa pabrik menetapkan kenaikan harga produk paling tajam dalam 8 bulan terakhir. 

“Kombinasi antara inflasi dan depresiasi rupiah membatasi ruang bagi Bank Indonesia untuk mendongkrak kinerja ekonomi melalui kebijakan pengetatan moneter,” kata de Lima.

 

Nikkei Indonesia Manufacturing PMI 

 

Bulan

Indeks PMI

September

47,4

Agustus

48,4

Juli

47,3

Juni

47,8

Mei

47,1

 

 

Sumber: Markit Economics

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper