Bisnis.com, BANDUNG—Treatment dalam penguatan sektor UMKM di Tanah Air untuk bisa terlibat dalam rantai pasok global atau global value chain dinilai tidak bisa dilakukan secara seragam untuk setiap jenis dan kapasitas usaha.
Kepala Ketua Focus Group Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Pusat Ina Primiana menyatakan penanganan untuk setiap jenis atau kapasitas UMKM tidak dapat digeneralisasi.
“Persoalannya beda-beda. Setiap jenis usaha dengan kapasitas yang berbeda, penguatannya tidak bisa disamakan. Harusnya itu diklasifikasikan dan teridentifikasi. Saya kira belum ada data [pelaku UMKM] itu, by name, by address, by capacity,” ujarnya saat ditemui di sela-sela acara Seminar Nasional Integrasi UMKM dalam Global Value Chain di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar, Selasa (29/9/2015).
Dia menuturkan upaya penguatan sektor yang dinilai tahan terhadap goncangan ekonomi ini perlu dilakukan secara hierarkis dari tingkat pusat hingga tingkat kabupaten/kota, serta desa untuk melihat potensi produk unggulan suatu daerah.
“Peluangnya kita masih besar, apalagi sebetulnya [UMKM] kita sangat variatif dan jumlahnya sangat besar. Sekarang tinggal bagaimana mengaturnya, bagaimana treatment-nya. Tidak bisa dijadikan satu,” sebutnya.
Jika tidak ada upaya pengidentifikasian UMKM setidaknya untuk memetakan keunggulan daerah, menurut Ina, hal itu hanya akan menghadirkan program ataupun aturan yang serabutan dari pemangku kebijakan.
“Dari hasil identifikasi, bisa kelihatan nanti, dia [pelaku UMKM] sudah berapa lama butuh bantuan apa, yang sudah siap ekspor ternyata kebutuhannya apa. Perlu menggurita [semua pihak terlibat] tapi terstruktur,” paparnya.