Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Baja Tahun Ini Maksimal Samai Lalu

Kementerian Perindustrian memperkirakan pertumbuhan konsumsi baja nasional pada tahun ini maksimal hanya mampu menyamai kinerja tahun lalu. Hal ini seiring dengan perlambatan serapan pada awal tahun.nn
Pelat baja/indonesian.carbon-steelplate.com
Pelat baja/indonesian.carbon-steelplate.com

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian memperkirakan pertumbuhan konsumsi baja nasional pada tahun ini maksimal hanya mampu menyamai kinerja tahun lalu. Hal ini seiring dengan perlambatan serapan pada awal tahun.

I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, mengatakan peningkatan penjualan baja produksi dalam negeri baru terjadi beberapa waktu terakhir seiring berjalannya proyek infrastruktur.

“Permintaan baja menggeliat karena ada infrastruktur yang diwajibkan menggunakan baja dalam negeri seperti tower listrik dan jembatan. Setidaknya jika konsumsi baja nasional pada tahun ini mampu menyamai tahun lalu kita sudah senang,” ujarnya di Jakarta, Jumat (25/9/2015).

Saleh Husin, Menteri Perindustrian, mengatakan untuk meningkatkan kinerja industri dalam negeri Presiden Joko Widodo meminta seluruh proyek pembangunan tower listrik, jembatan serta proyek pembangkit listrik 35.000 Megawatt menggunakan baja dalam negeri.

Dalam hal ini, industri baja dalam negeri diyakini mampu memenuhi kebutuhan proyek transmisi listrik sepanjang 46.597 kilometer. Selain baja, produsen komponen listrik nasional juga mampu memasok proyek raksasa tersebut.

Pemerintah berencana membangun jaringan transmisi 150 kilo volt (KV), 275 KV dan 500 KV selama 10 tahun di mulai pada tahun ini hingga 2024. Di antara ketiganya, transmisi 150 KV menjadi jaringan terpanjang dengan 40.413 km.

“Di transmisi 150 KV saja setiap satu kilometer butuh tiga unit tower. Berat satu tower 10 ton atau 30 ton per kilometer. Sampai di sini jelas proyek-proyek ini dapat menggerakkan dan menghidupi produsen baja nasional,” katanya.

Djamaluddin Tanoto, Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi, mengatakan permintaan baja di dalam negeri dalam beberapa waktu terakhir telah menunjukkan peningkatan. Peningkatan yang terjadi secara bertahap ini telah meningkatkan utilitas pabrik milik perusahaan.

“Pertumbuhan permintaan baja bertahap naik, tidak mendadak naik. Utilitas perusahaan secara bertahap juga meningkat. Kondisi ekonomi yang sulit hari ini saya kira tidak masalah, karena ini bagian dari penyesuaian diri dengan kondisi ekonomi internasional,” tuturnya.

Menurutnya, di tengah peningkatan permintaan baja dalam negeri, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menyebabkan produsen melakukan penyesuaian harga. Hal ini dilakukan karena sejumlah bahan baku masih mengandalkan impor.

Di lain pihak, Asosiasi Besi dan Baja Asean atau South East Asia Iron & Steel Institute, menyatakan konsumsi baja Indonesia sepanjang tahun lalu secara year to year hanya naik tipis 1,6% menjadi 12,9 juta ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper