Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aram I Perlu Evaluasi, Asosiasi Tani Perkiraan Riil Produksi GKG 71 Juta Ton

Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia mengemukakan bahwa angka ramalan pertama (Aram I) produksi beras perlu dievaluasi. Hal itu senada dengan apa yang telah disampaikan Wapres Jusuf Kalla.
Ilustrasi: Petani membersihkan gabah/Antara
Ilustrasi: Petani membersihkan gabah/Antara

Bisnis.com, TANGERANG— Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia mengemukakan bahwa angka ramalan pertama (Aram I) produksi beras perlu dievaluasi. Hal itu senada dengan apa yang telah disampaikan Wapres Jusuf Kalla.

Ketua Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia Dwi Andreas Santosa menilai perlu dilakukan penghitungan ulang secara cermat Aram I nasional yang diikuti dengan peninjauan ulang di tingkat daerah.

“Dari sisi akademis maupun fakta di lapanngan, Aram I tidak masuk akal,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (21/9/2015).

Dwi berpendapat tiga komoditas penting, yakni padi, jagung dan kedelai, produksinya takkan naik seperti disebutkan di dalam aram.

Realisasinya dapat bertahan seperti tahun lalu saja sudah bagus, imbuhnya, karena banyak tantangan dalam proses produksi seperti musim kemarau panjang.

Di dalam angka ramalan pertama yang dilansir BPS Pusat disebutkan produksi gabah tahun lalu sejumlah 70,85 juta ton.

Merujuk kepada angka ini, asosiasi menilai pencapaian produksi GKG tahun ini paling hanya di kisaran 71 juta ton bahkan mungkin lebih rendah.

“Perlu banyak berdoa agar bisa surplus dan setidaknya tidak meleset ke bawah,” tutur Dwi.

Pemerintah daerah perlu melaksanakan secara disiplin empat hal guna menjaga produktivitas secara jangka pendek.

Strategi yang dimaksud ialah perbaikan kualitas benih, memberi pupuk tepat waktu, rehabilitasi irigasi, dan memberikan penyuluhan kepada petani.

Belum lama ini Wapres JK menyebut data produksi gabah kering giling perlu dievaluasi.

Dia menilai angka 75,55 juta ton yang dilansir BPS Pusat terlalu tinggi, jumlah ini setara dengan 47 juta ton beras.

Apabila aram nasional terwujud bakal ada surplus alias kelebihan produksi beras sekitar 5 juta ton.

Tapi wapres ragu terhadap ramalan ini. Oleh karena itu, JK meminta Kementerian Pertanian mengevaluasi perhitungan proyeksi gabah kering giling.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper