Bisnis.com, JAKARTA - PT Cargill Indonesia berkomitmen menambah investasi senilai US$750 juta untuk pengembangan usaha di bidang pertanian, pabrik pakan ternak, bahan pemanis, supply chain dalam empat tahun ke depan.
Arief Susanto, Direktur Corporate Affairs PT Cargill Indonesia, mengatakan pendirian sejumlah pabrik ini akan tersebar di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa dengan urutan pembangunan dimulai dari pabrik pakan ternak dan bahan pemanis atau sweetener.
“Komitmen investasi ini sudah lama, jadi tidak terkait dengan laba kurs seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat,” ujarnya seusai mempertemukan President Director Cargill Straches & Sweeteners SE Asia dan Chairman Cargill Asia Pacific Region dengan Menteri Perindustrian Saleh Husen, Rabu (16/9/2015).
Hasil produksi dari proyek-proyek tersebut untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan ekspor. Kendati demikian, ketika ditanya lebih detail, Arief belum bersedia menjelaskan berapa besar kapasitas produksi, lokasi investasi serta persentase ekspor dan domestik.
Kendati ekonomi Indonesia saat ini tengah mengalami pelemahan, lanjutnya, komitmen investasi Cargill dilihat secara jangka panjang. Perusahaan meyakini dan berharap perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat segera berlalu.
Secara keseluruhan, tuturnya, dalam empat hingga lima tahun terakhir Cargill Indonesia telah menggelontorkan investasi lebih dari US$1 miliar. Dengan tambahan investasi US$750 miliar ini akan memperkuat kapasitas produksi perusahaan.
Dia menjelaskan komitmen investasi tersebut seluruhnya untuk pembangunan pabrik. Adapun bahan baku yang dibutuhkan akan dipasok oleh petani lokal atau inti plasma. Skema kerja sama dengan petani lokal ini telah diterapkan perusahaan untuk lini usaha kelapa sawit dan kakao.
Kendati demikian, Arief belum dapat menjelaskan perbandingan penggunaan bahan baku lokal dengan impor dalam pengembangan usaha ini. Perusahaan berjanji akan terus berupaya meningkatkan penggunaan bahan baku dari dalam negeri.
Berdasarkan situs resmi perusahaan, saat ini jumlah tenaga kerja mencapai 26.000 orang di sejumlah bidang usaha yakni pakan ternak, kakao, biji-bijian dan minyak nabati, minyak kelapa sawit serta gula.
Di bidang minyak kelapa sawit, perkebunan Cargill di bawah bendera PT Hindoli di Sumatera Selatan serta PT Harapan Sawit Lestari dan PT Indo Sawit Kekal di Kalimantan Barat. Luas seluruh lahan mencapai 41.000 hektar dengan tenaga kerja lebih dari 10.000 orang.
Panggah Susanto, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, mengatakan rencana investasi Cargill dalam pendirian pabrik pakan ternak akan berdampak positif bagi petani dan peternak serta konsumen dalam negeri.
“Komitmen investasi di industri agro senilai US$750 juta dalam empat tahun ke depan ini sangat bagus untuk indonesia. Karena, akan memberi dampak positif kepada petani dan pekebun, serta sektor hilir lainnya. Oleh karena itu ini harus didukung oleh seluruh instansi pemerintah,” tuturnya.
Seluruh instansi pemerintah harus mendorong realisasi proyek Cargill dengan meningkatkan iklim investasi yang kondusif di dalam negeri. Dalam hal ini, Kemenperin akan berkomunikasi dengan Kementerian Pertanian dan Perdagangan untuk mendukung realisasi pembangunan pabrik Cargill.
Adhi S. Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), mengatakan sektor industri makanan dan minuman dalam negeri masih prospektif. Investasi jangka panjang tidak terkait langsung dengan krisis ekonomi saat ini.