Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akademisi: Paket Ekonomi Jokowi Tak Cocok untuk Jangka Pendek

Akademisi menilai tiga paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan Presiden Joko Widodo untuk merespons kondisi ekonomi global yang berpengaruh pada ekonomi Indonesia kurang tepat jika diterapkan dalam jangka pendek.
Pasar tradisional/Antara
Pasar tradisional/Antara

Bisnis.com, DENPASAR - Akademisi menilai tiga paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan Presiden Joko Widodo untuk merespons kondisi ekonomi global yang berpengaruh pada ekonomi Indonesia kurang tepat jika diterapkan dalam jangka pendek.

"Berdasarkan pemaparan dari Bank Indonesia menyebutkan bahwa peran APBN hanya 10%-12% saja terhadap ekonomi Indonesia, jadi sangat kecil. Kalau pun dilakukan dalam jangka pendek tidak akan mengubah apapun kecuali yang telah dilakukan oleh pihak Bank Indonesia," ucap I Gusti Bagus Wiksuana, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, seusai seminar Perkembangan Perekonomian Indonesia: Tantangan di Tengah Perlambatan Ekonomi Global, Senin (14/9/2015).

Menurutnya, keberadaan APBN yang tidak terlalu dominan ini diakibatkan kondisi sektor moneter sekarang ini harus diselesaikan dengan paket kebijakan moneter. Sementara itu, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tersebut lebih menyentuh kepada sektor riil.

"Kebijakan yang dikeluarkan oleh presiden tersebut adalah kebijakan sektor riil seperti perbaikan infrastruktur, izin investasi, dan lainnya. Pembangunan infrastruktur tidak bisa selesai sekarang pasti hasilnya baru akan terlihat beberapa tahun yang akan datang jadi perubahannya itu hanya untuk memperbaiki fundamental dalam negeri," tuturnya.

Lesunya ekonomi sekarang ini, lanjutnya, lebih diakibatkan karena faktor eksternal. Namun pihaknya mengapresiasi keberanian pemerintah dalam mengambil kebijakan yang menurutnya harus dilakukan dari dulu.

Sebagai akademisi, dia berharap implementasi kebijakan harus benar-benar dijalankan. Artinya, apa yang telah ditargetkan oleh pemerintah bisa dilaksanakan dengan benar oleh bawahannya.

"Kadang kebijakan yang sedemikian rupa tidak sinkron dengan kinerja bawahannya. Bawahan terkadang lelet karena tidak mengerti atau pemahaman yang kurang sehingga perlu implementasi yang tepat, waktu yang tepat, serta untuk mencapai semua itu perlu sosialisasi secara berkala," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper