Bisnis.com, BEKASI – Kalangan pelaku industri menilai bahwa salah satu kendala dalam pengembangan industri susu nasional ialah bahan baku yang persentase impornya mencapai 70%.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan bahwa produktivitas sapi perah di Indonesia masih sangat rendah dibanding negara lain. Dia mencontohkan sapi perah di Australia bisa menghasilkan 30 liter-60 liter susu per hari, dibandingkan dengan di Indonesia yang hanya berkisar 10 liter per hari.
“Mestinya pemerintah bisa mengembangkan daerah tertentu untuk jadi lahan ternak sapi perah. Idealnya di daerah timur, tapi industrinya sendiri sudah terlanjur di sini. Itu yang harus dipikirkan bagaimana solusinya,” katanya, Selasa (8/9/2015).
Menurutnya, saat ini sudah ada beberapa grup produsen yang mengembangkan peternakan. Namun hasil produksinya masih sangat sedikit dan belum mencukupi kebutuhan produksi dalam negeri.
Panggah Susanto, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, mengatakan bahwa saat ini kebutuhan bahan baku susu berkisar 3,8 juta ton per tahun, dengan komposisi pasokan susu segar dari dalam negeri hanya berkisar 21%. Sedangkan sisanya dalam bentuk bubuk diimpor dari negara seperti Selandia Baru, Australia, Amerika Serikat dan Eropa.
“Ini tantangan untuk meningkatkan produksi bahan baku. Bagaimana secara bertahap kebutuhan bahan baku bisa dipenuhi dari dalam negeri, setidaknya naik ke 50%,” ujarnya.