Bisnis.com, BEKASI - PT Fonterra Brands Manufacturing Indonesia meresmikan pabrik pengolahan dan pengemasan perdana di Indonesia dengan nilai investasi sebesar Rp340 miliar.
Site Operation Manager PT Fonterra Brands Manufacturing Indonesia M Ali Nasution mengatakan bahwa pabrik yang dikhususkan untuk produk susu bubuk dengan merek Anlene, Anmum dan Boneeto itu memiliki kapasitas produksi hingga 1.500 ton per bulan.
“Saat ini kami mulai dengan 1.100 ton per bulan, khusus untuk konsumsi dalam negeri. Bahan bakunya 65% impor dari Selandia Baru untuk susu. Sedangkan 35% sisanya yang lokal seperti pengemasan, gula, dan perisa,” ujarnya usai peresmian pabrik perdana Fonterra di Cikarang, Bekasi, Selasa (8/9/2015).
Managing Director Fonterra Asia, Middle East, Africa Johan Priem mengatakan pendirian pabrik tersebut merupakan salah satu investasi terbesar Fonterra di Asean dalam kurun 10 tahun ini. Menurutnya, ekspansi ke Indonesia sangat diperlukan sebab Indonesia masuk ke dalam 10 besar pasar terbesar Fonterra di dunia.
“Kami ingin serius mengembangkan pasar di Indonesia karena potensinya sangat besar, dengan angka populasinya serta konsumsi susu rata-rata yang masih bisa ditingkatkan,” katanya.
Dia mengatakan bahwa di Indonesia, untuk segmen susu kalsium dewasa dan manula, pangsa pasar Anlene mencapai 58%. Adapun untuk segmen susu anak dengan merek Boneeto meraih pangsa 12%.
“Kami ingin maksimalkan kapasitas yang ada sekarang. Yang paling penting ialah untuk menumbuhkan pangsa pasar. Ketika pangsa pasar tumbuh, produksi juga akan meningkat,” tambahnya.
Menurut Priem, permintaan atas produk susu di Indonesia meningkat rerata 5% per tahun hingga 2020 dan akan terus meningkat. Untuk itu, pihaknya telah membeli tambahan lahan di sebelah pabrik yang telah berdiri saat ini.
Ali menambahkan bahwa luas lahan yang baru dibeli sebesar 2 hektare akan menambah luas dari area pabrik saat ini menjadi 4 hektare. Meski demikian, dia belum dapat memastikan kapan rencana ekspansi tersebut akan dimulai.
“Pertumbuhan industri dairy di Indonesia itu sangat besar, bisa sampai 15% saat ini. Prospek itu yang kami lihat,” katanya.