Bisnis.com, PADANG--Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumatra Barat dan Jambi memprioritaskan penerimaan dari dua kota, Padang dan Jambi yang tumbuh melambat untuk mengejar target pajak pada paruh kedua tahun ini.
Kepala Kanwil DJP Sumbar Jambi M Ismiransyah M Zain menyebutkan prioritas lembaganya menggenjot penerimaan di dua kota tersebut, mengingat hampir 80% rencana penerimaan berasal dari dua kota itu.
"Kota Padang dan Jambi masih rendah, kami sudah koordinasikan untuk menggenjot penerimaan di dua kota ini," katanya, Minggu (6/9/2015).
Dia mengatakan tingginya tekanan ekonomi sepanjang tahun ini yang menyebabkan harga komoditas masyarakat terkoreksi, serta anjloknya sektor perdagangan di daerah itu ikut mempengaruhi rendahnya penerimaan.
Apalagi pada awal tahun pemerintah meningkatkan target penerimaan hingga mencapai 39%, dari rencana penerimaan tahun sebelumnya atau Rp9,7 triliun untuk DJP Sumbar Jambi.
"Kami akui berat, dan situasi ini terjadi di seluruh Indonesia. Kami masih optimis, dan akan mengoptimalkan penerimaan," ujarnya.
Per 1 September 2015, realisasi penerimaan pajak Sumbar Jambi baru mencapai 39,65% dari target, atau terealisasi Rp3,85 triliun. Angka itu masih tumbuh 11,75% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,44 triliun.
Dari delapan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah tersebut, penerimaan di dua kota Jambi dan Padang mencatatkan kinerja paling rendah. Penerimaan di Padang misalnya hanya terealisasi 34,53% atau Rp1,40 triliun.
Sedangkan KPP Jambi baru mencapai Rp1,14 triliun atau terealisasi 37,67%. Keduanya juga mencatatkan pertumbuhan paling rendah hanya 3,18% untuk Padang dan 3,20% di Jambi. Padahal, rencana penerimaan di dua kota itu masing-masing Rp4,06 triliun untuk KPP Padang dan Rp3,04 triliun untuk KPP Jambi.