Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hotel Alaya Resort, Mengawinkan Tradisi Bali & Gaya Kontemporer

Hotel di Bali terus bertambah dan berimplikasi pada peningkatan jumlah kamar hotel. Kondisi tersebut menyebabkan persaingan antar hotel semakin sengit karena tingkat okupansi semakin rendah.
Demi mewujudkan konsep kontemporer bertemu dengan tradisional, GKA menggunakan kayu bekas pada beberapa bagian bangunan. /Bisnis.com
Demi mewujudkan konsep kontemporer bertemu dengan tradisional, GKA menggunakan kayu bekas pada beberapa bagian bangunan. /Bisnis.com

Bisnis.com, BALI - Hotel di Bali terus bertambah dan berimplikasi pada peningkatan jumlah kamar hotel. Kondisi tersebut menyebabkan persaingan antar hotel semakin sengit karena tingkat okupansi semakin rendah.

Untuk mengantisipasi persaingan ketat, beragam strategi ditempuh setiap pengelola hotel, mulai dari menyajikan layanan murah hingga menampilkan corak arsitektur bangunan yang berbeda dan unik. Arsitektur menjadi pilihan wajib bagi pengelola hotel, karena dapat menggoda bagi wisatawan yang menginap.

Saat ini sejumlah hotel di Pulau Dewata berlomba-lomba mengadopsi konsep arsitektur mulai dari desain modern minimalis, kontemporer minimalis, tradisional, fashion, hingga street art dengan keunikan masing-masing. Kini, muncul konsep terbaru dan berani yang di usung oleh Hotel Alaya Resort Kuta, yakni kontemporer berpadu dengan sentuhan tradisional.

Konsep ini menyuguhkan bangunan dengan perpaduan suasana tropis disertai sentuhan bohemian, dan ditambah kesan mewah yang tetap menomor satukan kenyamanan bagi wisatawan.

Suasana tropis dapat dirasakan mulai dari areal parkir, di mana dinding luar hotel dicat dengan warna cerah, yang dihias oleh mozaik ala bohemian. Di bagian lobi hotel, dipajang instalasi seni berjudul  Demokrasi. Karya seni ini berbentuk mobil balap formula 1 yang berbahan stainless steel.

Karya dari Pintor Sirait, seniman kontemporer Indonesia yang lahir di Jerman dan belajar di Amerika Serikat ini banyak menyedot perhatian pengunjung.

Karya Pinor yang lain dapat dilihat di sudut bar Sukun Restaurant yakni serangkaian baja yang menyerupai gelombang yang terbuat dari besi baja dan kayu. Karya ini terletak di atas meja bar, dan berfungsi tidak hanya sebagai pajangan tetapi juga wadah penempatan gelas.

Bergeser ke ruang restoran, penghuni hotel akan disapa dengan suasana industrial yang dirasakan dari tiang-tiang penyangga yang sengaja dibiarkan alami, tanpa pewarnaan. Warna natural semen yang kental dipadukan dengan gaya bohemian.

Sementara itu, pada langit-langit terdapat lukisan natural tentang awan berarak di langit yang biru. Melengkapi tampilan tropis, manajemen hotel menempatkan benda-benda tradisional khas Bali pada dekorasi pintu hingga penutup lampu.

Guna menyatukan seluruh elemen tersebut, tidak tanggung-tanggun lima arsitektur dan desainer ternama dikolaborasikan. Salah satu arsitektur yang dilibatkan dalam pembangunan hotel ini adalah Grounds Kent Architects (GKA) yang berbasis di Perth, Australia. GKA dikenal sebagai arsitektur yang ahli dalam menciptakan beragam resort mewah di Asia.

Demi mewujudkan konsep kontemporer bertemu dengan tradisional, GKA menggunakan kayu bekas pada beberapa bagian bangunan. “Arsitektur kami mencoba untuk selalu menghadirkan suasana yang meningkatkan semangat. Kami ingin bangunan ini tidak hanya fungsional, tapi juga membawa unsur romantis,” tutur arsitek GKA Martin Grounds.

Desainer lanskap Made Wijaya -yang terkenal di dunia- dilibatkan untuk menyajikan suasana tropis Bali, yang ceria tetapi tetap kental dari sisi budaya.

Made Wijaya adalah tokoh di balik tata ruang restoran yang menampilkan warna-warna cerah, dengan penempatan perabotan seperti kursi rotan alami, langit-langit ruangan yang melukiskan awan biru, dan tepi kolam renang yang dilengkapi dengan hiasan mozaik lamak raksasanya.

GM Alaya Resort Kuta Jeffrey Wibisono menuturkan konsep unik hotel yang memiliki 116 kamar di atas lahan seluas 68 are ini tidak akan ditemukan di tempat lainnya. ”Kami percaya setiap pengunjung yang melangkahkan kakinya ke dalam sebuah hotel layak merasakan sebuah pengalaman unik. Mereka harus merasakan kekuatan dan keunikan desain, kedekatan dengan lingkungan dan hubungan dengan pekerja,” ujarnya.

Menurutnya, konsep ini merupakan yang pertama diadopsi hotel di Bali dan sangat berkaitan erat dengan budaya setempat. Dia mengungkapkan nuansa natural yang dapat dilihat dari tiang hanya dilapisi semen merupakan bagian dari kemurnian Bali. Kendati baru dan terbilang berani mendobrak pakem arsitektur hotel, dia yakin ke depannya gaya industrial seperti di bagian lobi akan menjadi tren.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (6/9/2015)

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper