Bisnis.com, MEDAN - Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diproyeksi mampu menurunkan jumlah tingkat penghunian kamar hotel di Sumatra Utara.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut meminta hotel agar segera mengantisipasi penurunan tersebut.
Ketua PHRI Sumut Denny Wardhana menuturkan depresiasi rupiah memang menyebabkan peningkatan biaya operasional hotel. Selain itu, depresiasi rupiah berdampak pada daya beli masyarakat.
"Cost hotel yang fix sudah pasti naik. Nah yang perlu diantisipasi adalah penurunan daya beli masyarakat. Mereka jadi menunda untuk tidak berwisata dan menginap di hotel. Perusahaan juga menahan menggelar acara di hotel. Kami paling khawatir soal ini depresiasi rupiah menurunkan permintaan kamar dan pemakaian ruangan," tutur Denny, Kamis (3/9/2015).
Lebih lanjut, Denny menjelaskan depresiasi rupiah terutama akan membebani tamu domestik. Sementara itu, tamu mancanegara justru cenderung berpeluang lebih tinggi untuk berbelanja dan menginap.
"Jadi mereka datang ke sini bisa lebih murah. Biasanya untuk menginap per malam butuh Rp1 juta, tapi dengan dolar AS hanya cukup mengeluarkan sekitar US$71,4 per malam. Ini peluang yang harus ditangkap agar hunian tetap tinggi. Saat tamu domestik mengerem, maka hotel harus menyusun strategi agar tamu mancanegara ramai masuk Sumut," tambah Denny.