Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GONJANG-GANJING RUPIAH: Andalkan Impor, Harga Kapas Melejit

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ernovian G. Ismi mengatakan depresiasi rupiah pada tahun ini menyebabkan harga kapas sebagai bahan baku industri tekstil naik 16,6% dari tahun lalu dengan kurs masih Rp12.000.

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ernovian G. Ismi mengatakan depresiasi rupiah pada tahun ini menyebabkan harga kapas sebagai bahan baku industri tekstil naik 16,6% dari tahun lalu dengan kurs masih Rp12.000.

“Kebutuhan kapas industri tekstil setiap tahun mencapai 700.000 ton. Pada tahun lalu nilai impor kapas mencapai US$1,3 miliar. Dengan kurs saat ini, impor ditaksir membutuhkan Rp18,2 triliun dari sebelumnya Rp15,6 triliun,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (26/8/2015).

Kondisi ini, lanjutnya, semakin menyudutkan industri tekstil dalam negeri dengan orientasi pasar domestik. Setelah dihantam dengan kenaikan upah pekerja, listrik serta penurunan daya beli, produsen dengan orientasi domestik yang didominasi industri kecil menengah akan mengurangi tenaga kerja.

Sebelum masa lebaran Idulfitri 2015 industri sektor ini telah mengurangi tenaga kerja sebanyak 6.000. Dengan peningkatan harga bahan baku, saat ini sejumlah industri tekstil telah mengurangi produksi, jam kerja bahkan menutup produksi untuk sementara.

Tidak hanya itu, produsen dengan orientasi ekspor juga tengah kesulitan membuka pasar baru di tengah krisis ekonomi global. Saat ini ekspor produk tekstil Indonesia telah tersebar ke 200 negara dengan porsi terbesar 26% dipegang Amerika Serikat, 16% Uni Eropa, dan 7% Jepang.

“Harus buka kerja sama bilateral atau free trade agreement dengan negara potensial seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Pemerintah juga harus jelaskan kepada publik apa langkah yang akan ditempuh dalam mengontrol rupiah,” katanya.

Menurutnya, cara tercepat untuk menyelamatkan industri tekstil dari lonjakan harga bahan baku adalah mengeluarkan regulasi yang mengatur operasional buffer stock khusus kapas di Cikarang Dry Port. Dengan adanya kepastian hukum, maka investor akan datang untuk menaruh barang.

Dengan adanya buffer stock khusus kapas di Indonesia, maka dapat mengurangi beban logistik industri tekstil hingga 30%. Selama ini, impor kapas Indonesia dari 60 negara harus dititipkan dahulu di Malaysia dan Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper