Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Melambat: Pedagang Pasar Tradisional Hadapi 3 Tantangan Besar

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menilai saat ini pasar tradisional tengah menghadapi 3 tantangan besar yang harus segera disikapi dalam waktu dekat.
Pasar tani/twitter.com
Pasar tani/twitter.com

Bisnis.com,SEMARANG—Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menilai saat ini pasar tradisional tengah menghadapi 3 tantangan besar yang harus segera disikapi dalam waktu dekat.

Imam Hadi Kurnia, Ketua DPP Ikappi Bidang Organisasi, mengatakan tiga tantangan tersebut menjadi ujian ketahanan bagi pasar tradisional sebagai benteng yang kokoh bagi ketahanan ekonomi nasional.

Tantangan pertama adalah terjadinya penurunanan daya beli masyarakat yang terjadi pascakenaikan BBM beberapa bulan yang lalu dan disertai dengan melemahnya rupiah pada akhir akhir ini yang berakibat pada penurunan daya beli masyarakat.

“Perlu disadari, telah terjadi penurunan daya beli masyarakat sejak beberapa bulan yang lalu. Hal ini turut juga dirasakan oleh pedagang pasar tradisional,” terangnya dalam keterangan resmi yang diterima Rabu (26/8/2015).

Menurutnya, sebelum kenaikan BBM sebenarnya telah terjadi tren penurunan daya beli masyarakat yang dirasakan oleh pedagang pasar tradisional. Situasi tersebut merata di seluruh Indonesia.

Memasuki awal Ramadan hingga pertengahan Ramadan yang lalu tren penurunan daya beli masyarakat terus terjadi.

Imam berpendapat mayoritas pedagang pasar tradisional pun banyak mengeluhkan situasi tersebut karena penurunan mencapai 30%-40% dibandingkan dengan awal Ramadan pada tahun sebelumnya.

“Masuk akhir Ramadan hingga pasca-Idulfitri memang sempat terjadi tren kenaikan, namun tetap lebih rendah bila dibandingkan dengan Idulfitri pada tahun sebelumnya,” papar dia.

Selain itu, peningkatan daya beli pada akhir Ramadan tersebut tidak berlangsung lama karena dibarengi dengan tren kenaikan harga yang melambung dan tak kunjung turun. Hal tersebut memicu kembali terjadinya penurunan daya beli masyarakat yang berlanjut hingga hari ini.

“Melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat turut berperan pada penurunan daya beli masyarakat. Situasi ini jelas merupakan situasi yang sulit bagi kami para pedagang pasar tradisional,” ujarnya.

Tantangan kedua adalah minimnya peran serta pemerintah dalam mempersiapkan pasar tradisional dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Padahal tantangan ini ada di depan mata.

“Namun sepertinya pemerintah kurang optimal dalam mempersiapkan pasar tradisional dalam menghadapi tantangan ini,”ujarnya.

Menurutnya, sumber daya manusia (SDM) pedagang dan pengelola pasar minim pemberdayaaan. Sampai saat ini langkah yang terlihat hanya sebatas merevitalisasi bangunan fisik pasar tradisional saja, namun SDM-nya kurang mendapatkan perhatian.

Bila pemerintah abai terhadap peningkatan dan pemberdayaan SDM pedagang dan pengelola pasar tradisional. “Kami agak pesimis dalam menatap tantangan pasar bebas
Asean tersebut. Memang masih ada sedikit waktu untuk mempersiapkan itu semua, walau kami memandang agak terlambat,” terangnya.

Tantangan yang ketiga adalah marak terjadinya pelemahan fungsi dan peran pasar tradisional. Tingginya angka kebakaran pasar tradisional yang hampir menembus 200 kasus kebakaran, penggusuran paksa terhadap pedagang pasar maupun PKL, ekspansi ritel modern yang sudah melampaui batas kewajaran hingga kampanye negatif yang terus menyasar ke pasar tradisional disadari atau tidak telah melemahkan fungsi dan peran pasar tradisional sebagai benteng ekonomi nasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper