Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri keramik mengeluh hasil produksi menumpuk di gudang akibat lemahnya serapan pasar sehingga berdampak pada pengurangan kapasitas produksi pabrik.
Ketua Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga mengatakan angka penjualan turun jauh, sementara mesin produksi tetap bergulir. Akibatnya, produsen yang tidak memiliki kapasitas gudang yang memadai, otomatis akan memilih untuk mengurangi produksinya.
“Sekarang, keramik baru keluar gudang setelah empat bulan menetap di gudang. Rerata pengurangan kapasitas terpasang sebesar 25%, entah sampai kapan,” tuturnya kepada Bisnis.com, Rabu (19/8/2015).
Biasanya, ketika serapan pasar tinggi, barang hanya menetap di gudang selama satu setengah bulan. Elisa mengatakan kinerja industri keramik akan terperosok hingga 30% pada pengujung tahun.
“Kalau penjualannya terganggu, lambat laun produksi juga terganggu, akhirnya kalau industri tidak bertumbuh, kita akan kalah bersaing,” tambahnya.