Bisnis.com, JAKARTA – Jepang menyatakan minat yang besar untuk menggarap proyek kereta api supercepat Jakarta-Bandung. Hal itu tersirat dari pertemuan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dengan pihak Jepang saat melakukan lawatan ke Negeri Sakura tersebut.
Dalam pertemuannya dengan Menteri Perdagangan RI Rachmad Gobel, Penasehat Khusus PM Jepang Dr. Hiroto Izumi, Senior Managing Director JBIC Tadashi Maeda, serta Vice President of Japan International Cooperation Agency (JICA) Kiyoshi Kodera menyampaikan penawaran proyek kereta supercepat Jakarta-Bandung.
“Jepang menyatakan sangat berminat untuk melaksanakan proyek Shinkansen dan telah membuat feasibility study dengan menawarkan pembiayaan murah yang diiringi dengan pengembangan SDM, pengadaan barang sebagian dari Indonesia, serta alih teknologi bagi Indonesia,” ujar Rachmat dalam siaran pers Kemendag, Minggu (9/8/2015).
Selama kunjungan kerjanya ke Negeri Sakura, Rachmat juga berkesempatan langsung mengunjungi Japan Transport Engineering Company untuk melihat proses pembuatan Shinkansen.
Pabrik tersebut ternyata mempekerjakan 17 tenaga muda Indonesia untuk membangun Shinkansen seri terbaru.
“Ini membuktikan bahwa Jepang serius dalam membangun SDM dan alih teknologi,” jelasnya.
Berdasarkan data Kemendag, perdagangan Indonesia dan Jepang pada 2014 mencapai US$40,1 miliar yang terdiri atas nilai ekspor sebesar US$23,1 miliar dan impor US$17 miliar.
Total perdagngan pada periode Januari-Maret 2015 mencapai US$8,9 miliar atau turun 13,57% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$10,3 miliar. Perdagangan kedua negara dalam lima tahun terakhir turun sebesar rata-rata 2,57%.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang di antaranya meliputi minyak dan gas, CPO, batu bara, briket, karet alam, getah, dan nikel.
Sementara produk-produk yang diimpor dari Jepang antara lain suku cadang kendaraan bermotor.