Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian mengklaim program Upaya Khusus (Upsus) menyelamatkan 100.000 hektare lahan sawah dari risiko kekeringan dan badai El Nino yang diprediksi berlangsung selama semester kedua tahun ini.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan dalam sedikitnya 10 bulan terakhir jajarannya telah terjun langsung ke lapangan untuk memantau langsung produksi tujuh komoditas strategis pertanian yaitu padi, jagung, kedelai, cabai merah, bawang merah, daging, dan gula.
“Dengan UPSUS yang kita lakukan itu ada penyelamatan dari kekeringan, OPT (organisme pengganggu tanaman] dan banjir sampai 100.000 hektare,” kata Amran dalam sambutannya saat melatik 13 eselon II Kementan di Jakarta pada Jumat (7/8/2015).
Amran melanjutkan beberapa daerah yang saat ini sejumlah lahan sawahnya berhasil diselamatkan antara lain Jawa Barat, Jawa Tegah, dan Jawa Timur. Beberapa daerah di Sumatra seperti Sumatra Utara dan Aceh malah terpantau air masih mengalir deras.
“Tahun lalu di periode yang sama itu gagal panen akibat banjir, OPT, dan kekeringan itu 159 ribu hektare. Tahun ini hanya 52 ribu hektare. Itu artinya ada penyelamatan 100 ribu hektare kan,” jelas Amran.
Amran pun mengklaim seluruh jajarannya mampu melakukan koordinasi dengan baik sehingga walaupun diterpa kekeringan dan El Nino, produksi padi dalam negeri diyakini dapat menopang konsumsi pada masa-masa defisit produksi beras.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) awal pekan ini dalam pertemuan dengan Kementan menyampaikan el nino yang masuk ke tanah air kemungkinan akan berada di level kuat.
Terakhir mengalami terpaan El Nino level kuat pada 1998 lalu, produksi beras di tahun tersebut turun sekitar 97 ribu ton atau 5% dari total produksi setahun.
Menurut Amran, jika tahun ini el nino mengerek turun produksi hingga 10%, maka luas tanam puso akibat el nino akan berkisar 150.000 hektare. Nilai ini diklaim dapat tersubsitusi dengan penambahan luas tanam 400 ribu hektare selama masa tanam Oktober-Maret lalu.