Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Ritel: Hypermart Fokus Bidik Kota Kedua

Perusahaan ritel PT Matahari Putra Prima Tbk.(MPPA) berencana fokus melebarkan sayap usaha ke kota kelas dua.n
Ilustrasi/Bisnis-Feri Kristianto
Ilustrasi/Bisnis-Feri Kristianto

Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan ritel PT Matahari Putra Prima Tbk.(MPPA) berencana fokus melebarkan sayap usaha ke kota kelas dua.

Adapun anak usaha Lippo Group tersebut membawahi merk dagang Hypermart, Foodmart, dan Boston.

Corporate Communication PT Matahari Putra Prima Fernando Repi menuturkan perusahaan sudah membuka 112 gerai Hypermart, 24 gerai Foodmart, dan 97 gerai Boston.

Pada akhir tahun 2015, perusahaan berencana mengoperasikan dua gerai di Kota Jambi, Jambi dan Kota Mamuju, Sulawesi Barat. Masing-masing memiliki luasan sekitar 5.000 m2 yang terintegrasi dengan mal.

“Kami melihat persaingan di kota-kota besar di Pulau Jawa sudah semakin padat, sedangkan kota-kota lainnya yang kelas dua masih membutuhkan adanya gerai pusat perbelanjaan kebutuhan sehari-hari,” ujar Fernando, Selasa (4/8/2015).

Menurutnya, pendapatan dari Hypermart yang tersebar di kota-kota di Jawa memang memberikan kontribusi yang lebih besar Namun, grafik pertumbuhan pemasukan dari kota kelas dua menunjukan kenaikan  secara signifikan.

Fernando bependapat bisnis industri ritel membutuhkan nafas panjang. Oleh karena itu, perusahaan pun memulai ekspansinya ke kota lapis dua pada 2010 dengan membuka Hypermart di Muara Bungo, Jambi.

Selanjutnya, perusahaan melebarkan sayap ke beberapa kota di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

Strategi ekspansi kota-kota kedua terbukti cemerlang di mana pada semester I/2015 perusahaan membukukan pendapatan Rp6,6 miliar. Jumlah ini naik sekitar 6,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Bisnis ritel amannya mencapai pertumbuhan 5%, tetapi kami mampu naik lebih dalam kondisi ekonomi yang sedang lesu,” tuturnya.

Sebagai strategi selanjutnya, PT Matahari Putra Prima Tbk berencana membuat konsep hypermart dengan ukuran yang lebih kecil, yakni sekitar 5.000 m2. Umumnya, ritel serupa memiliki luasan sekitar 7.000 m2.

Cara tersebut, sambung Fernando, berfungsi memudahkan para pembeli sekaligus meminimalkan ongkos sewa perseroan di pusat perbelanjaan.

Pasalnya, Hypermart yang terintegrasi dalam mal jumlahnya masih mencapai 90% daripada yang berdiri sendiri (stand alone).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper