Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DAMPAK EL NINO: Kekeringan di Pantura Terus Berlanjut

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon Jawa Barat menilai pemerintah setempat salah langkah dalam menangani dampak El Nino, terutama pembagian air di saluran irigasi.
Areal pertanian dilanda kekeringan. /Bisnis.com
Areal pertanian dilanda kekeringan. /Bisnis.com

Bisnis.com, CIREBON--Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon Jawa Barat menilai pemerintah setempat salah langkah dalam menangani dampak El Nino, terutama pembagian air di saluran irigasi.

HKTI menyatakan Pemerintah Kabupaten Cirebon dan Pemerintah Kabupaten Indramayu sama-sama mengandalkan pasokan air dari Bendung Rentang Majalengka.

Sekretaris HKTI Kabupaten Cirebon Tasrip Abubakar mengatakan para petani melalui perwakilan asosiasi dan tim koordinasi Sungai Cimanuk-Cisanggarung telah mengusulkan agar sistem pembagian air dilakukan tujuh hari sekali.

Dia menuturkan usulan petani dalam pembagian air dengan Indramayu ditolak PSDA Kabupaten Cirebon karena beranggapan sistem bagi rata ‎setiap harinya memungkinkan petani di hilir mendapatkan pasokan air.

"Buktinya sekarang kekeringan semakin luas di Kabupaten Cirebon karena pemerintah salah langkah," katanya kepada Bisnis, Selasa (4/8).

Sementara itu, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Diperta) Jabar mengakui areal sawah di kawasan itu terus mengalami kekeringan akibat dampak El Nino yang terus berlanjut sejak Juni lalu. Hingga Juli, luas sawah yang mengalami kekeringan mencapai 49.712 hektare (ha), tersebar di 20 kabupaten/kota di Jabar.

“Dari luas sawah yang kekeringan, 2.285 ha di antaranya mengalami puso. Sedangkan sisanya 29.570 ha masuk kategori kekeringan ringan, 10.016 ha kekeringan sedang, dan 7.841 ha kekeringan berat,” kata Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jabar Dadan Hidayat.

Menurutnya, jumlah luas lahan sawah kekeringan diperkirakan terus bertambah, mengingat saat ini berdasarkan laporan dari 20 kabupaten/kota yang masuk ke BPTPH terdapat 101.239 ha sawah terancam kekeringan.

Untuk menekan potensi sawah kekeringan pihaknya terus melakukan upaya penyelamatan. Upaya penanganan dilakukan melalui penanganan jangka pendek, menengah. dan panjang.

Dia menjelaskan penanganan jangka pendek dilakukan dengan cara menginventarisir titik-titik sawah yang masih ada sumber air tanah.

“Apabila sumber air tanahnya dangkal dilakukan upaya pembuatan sumur patek atau pengerukan menggunakan alat. Sehingga air yang terkumpul dapat dimanfaatkan dengan menggunakan pompa,” ujarnya.

Selanjutnya, penanganan jangka menengah dengan cara normalisasi saluran primer dan sekunder antara lain pengerukan sedimentasi sungai, perbaikan pintu-pintu air, serta pembuatan sodetan.

“Misalnya di Waduk Salam Darma Kabupaten Subang apabila dibuat sodetan akan mampu mengairi areal sawah hingga 11.000 ha.”

Adapun, penanganan jangka panjang dengan cara menyiapkan benih sebagai bantuan bagi daerah yang terkena puso, memetakan daerah rawan kekeringan, serta melakukan kegiatan sekolah lapang iklim. 

Di kesempatan berbeda, Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengatakan pihaknya menyiapkan anggaran Rp50 miliar untuk mengantisipasi dampak El Nino. Dia mengatakan dana tersebut dicadangkan di APBD agar bisa digunakan apabila terjadi bencana apapun, termasuk, untuk mengatasi bencana kekeringan.

"Anggaran Rp50 miliar itu untuk semua bencana dari pemprov. Alokasi untuk kekeringan juga ada," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper