Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Faktor Turunnya Optimisme Konsumen Indonesia Selama Kuartal II 2015

Berdasarkan hasil survei Nielsen Indonesia terhadap 523 konsumen online, selama kuartal II/2015 indeks kepercayaan konsumen Indonesia berada pada posisi 120. Skor ini turun 3 poin dibandingkan kuartal I/2015 yang mencapai 123 poin.

Bisnis.com, JAKARTA – Berdasarkan hasil survei Nielsen Indonesia terhadap 523 konsumen online, selama kuartal II/2015 indeks kepercayaan konsumen Indonesia berada pada posisi 120. Skor ini turun 3 poin dibandingkan kuartal I/2015 yang mencapai 123 poin.

Menurut Managing Director Nielsen Indonesia, Agus Nurudin, penurunan skor IKK sebesar 3 poin ini menyebabkan Indonesia menempati posisi ketiga di dunia setelah India dan Filipina.

“Ini merefleksikan kepercayaan konsumen bahwa kondisi ekonomi Indonesia tidak terlalu baik. Tetapi kita masih berada di posisi 3 besar dunia karena faktor fundamental ekonomi yang masih lebih bagus dibanding 2008,” katanya di Jakarta, Rabu (29/7/2015).

Dia menjelaskan, menurunnya indeks keyakinan konsumen tersebut dipicu sejumlah faktor antara lain optimism akan prospek lapangan kerja ke depan. Pasalnya di beberapa sektor industri sudah mulai terjadi pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan sebagai imbas dari perekonomian global.

“Contoh yang perlu dimonitor yakni bidang mining industry karena dampak harga minyak dunia, batubara dan energy yang murah sekarang mulai terjadi PHK. Kondisi ini dikhawatirkan konsumen bisa berdampak ke sektor lainnya seperti garmen,” katanya.

Faktor kedua, yakni optimisme terhadap kondisi keuangan pribadi dalam satu tahun ke depan. Hanya 80% konsumen yang yakin dalam 12 bulan ke depan keuangan pribadinya akan baik-baik saja. Angka ini menurun dari kuartal sebelumnya yang mencapai 84%.

Faktor ketiga, kebanyakan konsumen menahan diri untuk menghabiskan uangnya. Hal ini terlihat dalam beberapa sektor industri seperti otomotif yang kinerjanya dilaporkan menurun.

“Ini perlu diperhatikan karena efek dominonya banyak termasuk ke perusahaan makanan dan consumen. Jika spending turun, perekonomian dan GDP juga akan rendah,” terangnya.

Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM pada pertengahan bulan Mei juga tak luput membuat IKK menjadi menurun, meski masih berada di level optimistis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper