Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi yang rendah menjelang hari raya Idulfitri hingga mencapai level 0,54% selama Juni diperkirakan akan mampu meredam gejolak harga kebutuhan pokok.
"Inflasi Juni di level 0,54% termasuk bagus. Dampaknya baik untuk masyarakat, di mana tidak ada gejolak harga selama dan menjelang hari raya Idulfitri," kata anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Adrianus Garu, Jumat (3/7/2015).
Dia menilai inflasi yang rendah itu tidak terlepas dari upaya keras Kementerian Perdagangan dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok sehingga masyarakat tidak resah.
Menurut senator asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu, operasi pasar dan pasar murah di mana-mana merupakan langkah efektif dalam mengedalikan harga. Cara tersebut, ujarnya, harusnya menjadi contoh untuk menteri lain akan meningkatkan lagi kinerja untuk kepentingan masyarakat.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan inflasi Juni 2015 sebesar 0,54%. Menurut BPS, kunci pemerintah untuk menstabilkan inflasi terletak pada ketersediaan pasokan pangan dan sandang.
"Harus ada pasokan yang cukup karena permintaan akan terus meningkat hingga Lebaran nanti," ujar Kepala BPS, Suryamin.
Dia tidak memungkiri meningkatnya angka inflasi dari 0,5% ke level 0,54% memang berasal dari kenaikan harga pangan di bulan Ramadan.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo mengatakan bukan tidak mungkin target inflasi akhir tahun yang dipatok pemerintah 4%-6% akan tercapai. Namun, dengan catatan pemerintah dapat mengendalikan inflasi dan pasokan pangan hingga bulan Juli 2015.
"Kuncinya ada di dua bulan ini [Juni]," ujar Sasmito. Menurutnya, pemerintah juga akan mendapat angin segar dari hilangnya pengaruh inflasi akibat kenaikan harga BBM tahun lalu di akhir 2015.