Bisnis.com, JAKARTA—IMF memproyeksikan pemerintah Yunani membutuhkan dana Rp739 triliun dalam 3 tahun ke depan untuk menstabilkan kondisi utang.
Laporan berjudul Greece: Debt Sustainability Report yang diterbitkan IMF, Kamis (2/7/2015) malam menyatakan perubahan kebijakan dan perkembangan ekonomi sejak awal 2015 membuat kebutuhan pembiayaan Yunani meningkat signifikan.
IMF memperkirakan upaya membuat utang Yunani kembali sustainable membutuhkan dana 50 miliar euro (Rp739 triliun).
Proyeksi yang baru berarti Yunani membutuhkan suntikan dana tambahan senilai 36 miliar euro (Rp532 triliun) di samping beberapa program dana talangan dari Eropa yang sudah dicairkan sebelumnya.
Tambahan tersebut disebabkan oleh beberapa hal seperti keseimbangan fiskal lebih kecil dari target, lambatnya proses privatisasi, dan kenaikan imbal hasil yang diminta untuk utang Yunani.
Kegagalan Yunani mencapai keseimbangan fiskal sesuai program IMF membuat negara tersebut membutuhkan dana tambahan sekitar 7% dari PDB sepanjang 2015–2018 atau sekitar 13 miliar euro (Rp192 triliun).
Pada rencana kebijakan sebelum era Perdana Menteri Alexis Tsipras, Yunani berkomitmen untuk memprivatisasi aset senilai 23 miliar euro (Rp340 triliun) sepanjang 2014–2022, setengahnya dari penjualan bank milik negara kepada swasta.
Komitmen tersebut tidak disuarakan oleh pemerintahan Tsipras. Apalagi dalam 5 tahun terakhir pemerintah Yunani hanya mampu memprivatisasi aset senilai 3 miliar euro.
Selain itu, non performing loan yang tinggi di sistem perbankan Yunani telah menggerus aset bank BUMN negara tersebut.
Kegagalan privatisasi ini diperkirakan mengharuskan tambahan dana sekitar 9 miliar euro (Rp133 triliun) pada 3 tahun ke depan.
Yunani juga membutuhkan sekitar 7 miliar euro (Rp103 triliun) untuk melunasi uang pensiun yang belum dibayar dan klaim pajak lebih bayar. Kondisi ini membutuhkan pembiayaan tambahan senilai 5 miliar euro (Rp74 triliun).
Pemerintah Yunani dalam beberapa bulan terakhir juga kehilangan dana simpanan di bank sentral dan bank komersial.
Pemerintah Yunani hanya memiliki dana cadangan 1 miliar euro pada akhir Mei 2015, jauh di bawah target 5 miliar euro pada 2015 dan 8 miliar euro pada dalam jangka menengah.
Penyusutan dana cadangan tersebut membutuhkan tambahan pembiayaan 6,5 miliar euro (Rp96 triliun) dalam 3 tahun ke depan. Selain itu, kebutuhan pembiayaan Yunani semakin menebal seiring pelambatan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat bunga dalam 1 tahun terakhir.