Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cikarang Inland Port Berencana Bangun 2 Dryport Lagi

PT Cikarang Inland Port, operator Cikarang Dryport, berencana untuk membangun dua pelabuhan darat dalam beberapa kurun waktu mendatang guna menurunkan biaya logistik dan dwelling time di Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA—PT Cikarang Inland Port, operator Cikarang Dryport, berencana untuk membangun dua pelabuhan darat dalam beberapa kurun waktu mendatang guna menurunkan biaya logistik dan dwelling time di Indonesia.

Benny Woenarndi, Managing Director Cikarang Dryport, mengatakan perusahaan memang berniat membangun dua pelabuhan darat, satu di sekitar Jakarta dan satu lagi di Jawa Tengah.

“Kami belum tahu kapan akan direaliasikan, namun Indonesia membutuhkan setidaknya 4-5 dry port,” ujar Benny, Rabu (24/5).

Menurutnya, pelanggan Cikarang Dryport banyak dipermudah dengan layanan pelabuhan yang terukur dan terintegrasi.

Banyak dari mereka mengaku memilih pelabuhan kering karena biaya dan dwelling time barang lebih jelas sehingga pengusaha bisa melakukan perencanaan produksi dengan teratur.

Benny menambahkan dwelling time atau waktu inap barang Cikarang Dryport berkisar pada level 6 hari.

Bahkan, Cikarang Dryport kini sudah memiliki kantor madya kepabeanan sehingga pemilik barang tidak perlu mengurus dokumen bea cukai di luar pelabuhan.

Kantor madya ini akan dibuka pada Juli mendatang. Untuk mendatangkan pelayanan bea cukai di Cikarang Dryport, perusahaan menghabiskan waktu 2-3 tahun.

Sementara itu, Direktur National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan rencana pembangunan dry port tersebut sangat bagus untuk dikembangkan lebih banyak lagi.

Hal tersebut menurutnya dapat mempercepat proses clearance di pelabuhan yang prosesnya memakan waktu itu.

“Makin banyak dry port makin memudahkan inspeksi barang tanpa harus diperiksa lagi di pelabuhan. Jadi, istilahnya ini bisa mempercepat pemeriksaan,” ungkapnya.

Apalagi, tambahnya, barang ekspor yang harus melalui pemeriksaan bea cukai dan karantina dapat langsung naik ke kapal tanpa harus diperiksa lagi di pelabuhan.

Oleh karena itu, perlu kiranya pembangunan dry port yang turut menekan dwelling time.

“Perlu ditekankan bagi kawasan industri ekspor khususnya sebisa mungkin untuk membangun dry port ini agar memudahkan,” terangnya.

Misalnya saja, Siswanto mengungkapkan apabila industri awal ada di Cikarang alangkah baiknya pakai dry port Cikarang.

Kawasan industrinya dibentuk sebagai kawasan yang sudah ada bounded ground yang sudah ada fasilitas kepabeanan.

“Berarti bea cukai sudah disitu dan langsung bisa periksa. Seperti di Batam kan langsung bisa diperiksa jadi cepat,” paparnya.

Untuk daerah Jakarta, Siswanto menyarankan mungkin sudah terlalu sulit untuk lahannya.

“Mungkin daerah Kampung Bandan di Kota itu mungkin bagus, lagi pula banyak kiriman-kiriman yang menggunakan kereta jadi langsung periksa. Deklarasikan saja jadi dry port,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper