Bisnis.com, JAKARTA—PT Cikarang Inland Port, operator Cikarang Dryport, berencana untuk membangun dua pelabuhan darat dalam beberapa kurun waktu mendatang guna menurunkan biaya logistik dan dwelling time di Indonesia.
Benny Woenarndi, Managing Director Cikarang Dryport, mengatakan perusahaan memang berniat membangun dua pelabuhan darat, satu di sekitar Jakarta dan satu lagi di Jawa Tengah.
“Kami belum tahu kapan akan direaliasikan, namun Indonesia membutuhkan setidaknya 4-5 dry port,” ujar Benny, Kamis (25/6).
Menurutnya, pelanggan Cikarang Dryport banyak dipermudah dengan layanan pelabuhan yang terukur dan terintegrasi. Banyak dari mereka mengaku memilih pelabuhan kering karena biaya dan dwelling time barang lebih jelas sehingga pengusaha bisa melakukan perencanaan produksi dengan teratur.
Benny menambahkan dwelling time atau waktu inap barang Cikarang Dryport berkisar pada level 6 hari. Bahkan, Cikarang Dryport kini sudah memiliki kantor madya kepabeanan sehingga pemilik barang tidak perlu mengurus dokumen bea cukai di luar pelabuhan.
Kantor madya ini akan dibuka pada Juli mendatang. Untuk mendatangkan pelayanan bea cukai di Cikarang Dryport, perusahaan menghabiskan waktu 2-3 tahun.
Sementara itu, Direktur National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan rencana pembangunan dry port tersebut sangat bagus untuk dikembangkan lebih banyak lagi. Hal tersebut menurutnya dapat mempercepat proses clearance di pelabuhan yang prosesnya memakan waktu itu.
“Makin banyak dry port makin memudahkan inspeksi barang tanpa harus diperiksa lagi di pelabuhan. Jadi, istilahnya ini bisa mempercepat pemeriksaan,” ungkapnya kepada Bisnis.