Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri TPT, Jalur Distribusi Kapas Mendesak Dibenahi

Pembenahan jalur distribusi kapas impor yang masuk ke Indonesia sebagai bagian dari pengadaan kapas nasional tampaknya sangat mendesak untuk segera dilakukan.
Ilustrasi Garmen/Jibi
Ilustrasi Garmen/Jibi

Bisnis.com, JAKARTA - Pembenahan jalur distribusi kapas impor yang masuk ke Indonesia sebagai bagian dari pengadaan kapas nasional tampaknya sangat mendesak untuk segera dilakukan.

Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G Ismy, mengungkapkan memindahkan kapas dari gudang di Malaysia ke gudang di Indonesia merupakan hal mendesak.

“Hal ini guna menekan biaya logistik, terutama biaya transportasi dan gudang. Selama belum terintegrasi antara pelabuhan, logistik dan kawasan industri yang mengakibatkan adanya jarak dan ketidakpastian,” ujarnya, Rabu (17/6).

Dia mengungkapkan hal itu terkait dengan harga komoditas kapas yang tidak menentu, kualitas kapas yang jauh dari harapan serta tidak adanya jaminan pasokan bagi pelaku industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Tanah Air.

Kondisi  ini wajar terjadi karena selama ini pola pengadaan kapas nasional masih didominasi oleh kapas impor yang diperoleh lewat perantara.

Akibatnya, pelaku industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) harus membeli kapas dari para broker dengan harga tinggi. Padahal sekitar 95% kebutuhan kapas untuk industri tekstil bergantung pada impor.

Dari catatan yang ada, pola pengadaan impor kapas di Indonesia masih didominasi impor langsung shipper dari luar negeri sekitar 60 persen, lalu 30 persen dari gudang di Malaysia dan sisanya, 10 persen,  retailer yang melakukan impor untuk dijual lagi. Panjangnya rantai impor kapas ini membuat harga bahan baku tekstil ini menjadi tinggi ketika sampai end user.

Keinginan API ini tampaknya seiring dengan program prioritas Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang akan membangun bufferstock bagi industri TPT. Saat ditemui di sela-sela Rapat Dengan Pendapat antara Kemenperin dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa (9/6), Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kemenperin Harjanto mengatakan bahwa saat ini sedang dilakukan tahap pembangunan gudang di Cikarang Dry Port.

“Pembangunan gudang ini merupakan bagian dari prioritas program Kemenperin membangun bufferstok untuk industri TPT. Selain memperpendek rantai impor kapas yang berbelit, gudang ini juga membuat pasokan kapas terjamin sehingga akan meningkatkan daya saing industri TPT,” ujarnya.

Managing Director PT Cikarang Inland Port Benny Woenardi menegaskan bahwa pihaknya yang telah mengelola pelabuhan daratan (Cikarang Dry Port/CDP) di wilayah Timur Jakarta, telah bersiap diri menyambut usulan API.

“Kami siap mendukung usulan API. Bahkan, lahan untuk membangun gudang seluas 34.000 meter persegi telah kami siapkan. Untuk  tahap awal akan  dibangun  gudang seluas  17.000 meter  persegi,” ujarnya.

Dengan adanya pusat distribusi kapas ini, negara pun akan mendapat manfaat pemasukan pajak dengan dipindahkannya kegiatan distribusi di Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper