Bisnis.com, JAKARTA - Semasa memimpin, Presiden pertama Indonesia Soekarno menyusun konsep pemindahan ibu kota Jakarta.
Seiring berjalannya waktu, wacana itu terus bergulir di setiap masa periode pemerintahan berikutnya, termasuk di masa pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Anak Soekarno yang juga Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, ikut angkat bicara soal wacana tersebut ketika memberikan kuliah di hadapan siswa dan alumni Lemhanas, Kamis (28/5).
Dalam ceramahnya, Megawati sempat mengatakan pendapatnya tentang wacana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. "Kalau Gubernur Teras Narang dengar pasti senang,"
Pernyataan Megawati itu dimulai ketika dia bercerita tentang niat Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membangun tanggul raksasa (giant sea wall ) di laut utara Jakarta.
Menurut Megawati, rencana tersebut bukan menjadi solusi yang aman. Dia mengambil contoh dinding penahan ombak serupa di Jepang yang tetap jebol ketika tsunami menghantam pada 2011.
"Terlebih Jakarta lebih rendah dari air laut, risikonya semakin besar jika terjadi bencana tsunami atau banjir rob," katanya.
Megawati lalu teringat dengan sang ayah, Soekarno, yang pernah berencana memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Palangkaraya.
Menurutnya, alasan Bung Karno ketika itu adalah Pulau Kalimantan dianggap lebih aman dari bencana alam. Salah satunya adalah terbebas dari gempa bumi, lantaran Kalimantan tak masuk dalam 'cincin api'.
Tidak Mudah
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Andrinof Chaniago mengatakan tidak mudah untuk memindahkan Ibu Kota dari Jakarta. Masalah lahan, ujarnya, menjadi momok utamanya.
Menurut Andrinof, diperlukan kajian yang mendalam ihwal permasalahan ketersediannya tanah tersebut. "Tak hanya luas saja," ujarnya Jumat (29/5).
Dia mengemukakan pemerintah membutuhkan kepastian dalam pembebasan tanah yang siap digarap agar pembangunan tak terhambat masalah sengketa lahan.
Begitu juga dari sisi Amdal, mesti dihitung secara prisisi tingkat risiko banjir dan ketersediaan air bersih. Dengan perhitungan yang mendalam, pemindahan dapat dilakukan di mana saja, tidak hanya diperuntukkan di Kalimantan.
"Prinsipnya Bappenas sejalan dengan wacana ini. Gagasan Soekarno ini sangat visioner karena digagas hingga 50 tahun lalu," ujarnya.