Bisnis.com, DENPASAR - Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) Bali menyambut baik rencana pemerintah memberikan pelatihan serta melaksanakan uji kompetensi para pekerja di bidang pariwisata terutama pengelola hotel, homestay, dan pemandu wisata di Bali pada awal Juni 2015.
I Ketut Ardana, Ketua Asita Bali, mengatakan pihaknya telah memberikan daftar nama-nama pemandu wisata kepada Ida Bagus Ngurah Wijaya, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali untuk diikutsertakan dalam pelatihan tersebut.
"Hampir mencapai 250 orang yang sudah kami daftar dan kami berikan ke Bapak Ngurah untuk mengikuti pelatihan tersebut," terangnya kepada Bisnis.com, Selasa (26/5/2015).
Dia menjelaskan pihaknya mengalami masalah untuk pemandu wisata yang berbahasa mandarin di Bali. Hal ini karena selama ini kebanyakan pemandu wisata berbahasa mandarin itu dari luar Bali.
"Kebanyakan mereka datang dari Medan dan Riau, yang dari Bali sendiri kurang dari 5%. Oleh karena itu orang sini [orang Bali] perlu dididik berbahasa Mandarin," paparnya.
Dia menambahkan hal tersebut merupakan peluang yang sangat bagus sekali dengan jumlah wisatawan dari China yang terus meningkat tentunya sumber daya manusianya pun perlu ditingkatkan lagi.
"Jumlah kunjungan wisatawan China ke Bali juga sudah tinggi, nomor dua setelah Australia. Kami harapkan dengan pelatihan tersebut, yang orang Bali dapat bersaing dengan yang luar Bali," tuturnya.
Kementerian Koperasi dan UKM akan menggandeng Bali Tourism Board atau Gabungan Industri Pariwisata Indonesia dan melibatkan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali untuk memberikan pelatihan serta melaksanakan uji kompetensi untuk menyertifikasi 390 orang yang bergerak di bidang pariwisata terutama pengelola hotel, homestay, dan pemandu wisata di Bali.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan SDM dalam segala bidang terutama kepariwisataan di Bali. Selain itu juga membantu untuk sertifikasi kepariwisataan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).