Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRESIDEN JOKOWI: Merauke Bisa Produksi 60 Juta Ton Beras/Tahun

Pemerintah menargetkan Kabupaten Merauke, Papua, menjadi lumbung beras yang dapat memenuhi kebutuhan internasional dalam tiga tahun ke depan.
Presiden Joko Widodo berkunjung ke Merauke Papua/Antara
Presiden Joko Widodo berkunjung ke Merauke Papua/Antara
Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menargetkan Kabupaten Merauke, Papua, menjadi lumbung beras yang dapat memenuhi kebutuhan internasional dalam tiga tahun ke depan.
 
Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengatakan Kabupaten Merauke memiliki lahan seluas 4,6 juta hektar yang dapat dimanfaatkan untuk persawahan padi. Apabila dikerjakan dengan menggunakan peralatan dan teknologi terkini,  lahan tersebut dapat menghasilkan sekitar 60 juta ton beras setiap tahunnya.
 
“Lahan seluas 4,6 juta hektare itu tidak mungkin dikerjakan dengan tangan dan cangkul, tetapi harus digarap secara mekanis,” katanya di Jakarta, Rabu (13/5).
 
Presiden Jokowi menuturkan pemerintah telah memutuskan 30% dari luas lahan tersebut akan digarap oleh swasta, sedangkan 70% sisanya diserahkan kepada baran usaha milik negara (BUMN). Dengan begitu, pemerintah dapat memanfaatkan beras dari lahan tersebut untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
 
Menurutnya, investor tidak perlu memikirkan pengairan untuk menggarap lahan tersebut. Pasalnya, lahan yang ditawarkan Bupati Merauke tersebut memiliki karakteristik daratan yang rata, dengan sungai yang luas di kedua sisinya.
 
“Lahannya sangat datar, dan di kanan kirinya ada sungai yang sangat luas, sehingga tidak perlu memikirkan air. Ini sangat cocok untuk sawah padi,” ujarnya.
 
Sebelumnya, Pengusaha Nasional Arifin Panigoro mengusulkan pengembangan sawah modern dengan teknologi canggih untuk meningkatkan produksi beras di dalam negeri.
 
Arifin Panigoro, Pendiri Medco Foundation, mengatakan sawah modern yang keseluruhan prosesnya menggunakan mesin dapat menghasilkan 8 ton gabah kering per hektare, sedangkan sawah yang digarap secara manual memproduksi 6,9 ton per hektare.
 
“Sawah modern ini dikelola secara mekanis saja, jadi 5.000 hektare sawah hanya dikerjakan oleh 100 orang. Atau satu orang untuk 50 hektare, proses menanam sampai memanen dibantu oleh alat,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan.
 
Arifin menuturkan sawah modern sebenarnya sudah diterapkan di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Vietnam, dan Thailand. Syaratnya, lahan yang digunakan untuk sawah modern harus datar, agar dapat menerapkan alat dan teknologi yang diperlukan.
 
Menurutnya, sawah modern membutuhkan waktu sekitar 100 hari sejak masa menanam untuk panen. Setelah itu, lahan bekas sawah tersebut harus diselingi dengan menanam jenis tumbuhan lain seperti kedelai, untuk menjaga kesuburan lahannya
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper