Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KOMODITAS GARAM: Petani Minta Bantuan Pemerintah

Asosiasi Petani Garam Indonesia (Apgasi) Jabar meminta pemerintah terus membantu petani meningkatkan kualitas produksi agar mampu mendekati kualitas garam impor untuk industri.
Asosiasi Petani Garam Indonesia (Apgasi) Jabar meminta pemerintah terus membantu petani meningkatkan kualitas produksi agar mampu mendekati kualitas garam impor untuk industri./JIBI
Asosiasi Petani Garam Indonesia (Apgasi) Jabar meminta pemerintah terus membantu petani meningkatkan kualitas produksi agar mampu mendekati kualitas garam impor untuk industri./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Petani Garam Indonesia (Apgasi) Jabar meminta pemerintah terus membantu petani meningkatkan kualitas produksi agar mampu mendekati kualitas garam impor untuk industri.

Kadar natrium klorida (NaCl) garam lokal khususnya di Jabar yang ada di Kabupaten Cirebon dan Indramayu baru mencapai 84% sedangkan garam impor yang biasa digunakan untuk industri memiliki kandungan NaCl sebanyak 98%-99%.

KOMODITAS GARAM: Petani Minta Bantuan Pemerintah


Ketua Apgasi Jabar M. Taufik mengatakan dengan penerapan teknologi produksi garam seperti geomembran selama ini mampu mendongkrak kualitas garam walaupun baru sebatas kualitas secara visual dari tampilannya yang lebih bersih.

“Dukungan sarana dan infrastruktur produksi yang memadai di kawasan tambak garam diperkirakan bakal meningkatkan kualitas. Kami sambut baik rencana pemerintah yang akan menyalurkan bantuan geomembran,” ujarnya, Selasa (12/5/2015). 

(BACA JUGA: KOMODITAS GARAM: Kuartal I Petambak Setop Produksi)

Kendati demikian, lanjutnya, rencana penyaluran bantuan geomembran atau geoisolator bagi petambak garam dari pemerintah pusat rawan penyelewengan jika tidak disertai dengan pengawasan yang baik.

“Geomembran itu berbentuk seperti terpal plastik yang harganya mahal, bisa saja nantinya malah digunakan untuk padi,” katanya.

Taufik mengungkapkan agar program pugar dengan skema korporasi berupa bantuan peralatan geomembran berjalan dengan baik perlu ada tim khusus yang membantu petambak.

Nantinya, tim tersebut bisa membantu petambak untuk memasangkan alat sekaligus memastikan bantuan peralatan yang diberikan tidak disalahgunakan.

“Kalau hanya memberikan bantuan alat tanpa memasangkannya, pasti bakal rawan, dan bisa dipastikan programnya gagal,” ujarnya.

Selain itu, Taufik menilai sistem koorporasi atau menggabungkan beberapa petani garam dalam satu kelompok bakal sulit dilakukan. “Kalau menyatukan petani dalam satu kelompok itu mudah, tapi kalau menyatukan lahan agar jadi satu ini yang sulit,” ujarnya.

Secara terpisah, Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanlut) Jawa Barat mencatat kontribusi garam dari daerah pesisir pantai Jabar terhadap produksi garam secara nasional mencapai 20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper