Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KOMODITAS GARAM: Kuartal I Petambak Setop Produksi

Cuaca yang tidak menentu membuat petambak garam di Jawa Barat belum bisa berproduksi, padahal stok garam mulai menipis.
Cuaca yang tidak menentu membuat petambak garam di Jawa Barat belum bisa berproduksi, padahal stok garam mulai menipis./JIBI
Cuaca yang tidak menentu membuat petambak garam di Jawa Barat belum bisa berproduksi, padahal stok garam mulai menipis./JIBI

Bisnis.com, BANDUNG — Cuaca yang tidak menentu membuat petambak garam di Jawa Barat belum bisa berproduksi, padahal stok garam mulai menipis.

Ketua Asosiasi Pengusaha Garam Indonesia (APGI) Jabar Cucu Sutara mengatakan petambak garam pada kuartal I/2015 sama sekali tidak memproduksi garam akibat cuaca yang tidak menentu.

Saat ini penyerapan garam yang dilakukan pengusaha masih mengandalkan stok dari tahun lalu yaitu sekitar 27.000 ton dari Cirebon dan Indramayu serta Rembang 23.000 ton.

"Stok tahun lalu hanya bisa dimanfaatkan satu hingga dua bulan ke depan," katanya kepada Bisnis, Selasa (12/5/2015).

Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan karena produksi garam lokal dimanfaatkan untuk konsumsi, pengasinan, serta tekstil. Adapun, kebutuhan industri aneka pangan sudah tidak dapat dipasok dari garam lokal akibat kualitasnya yang belum memenuhi standar.

"Jika stok terus menipis dan kualitasnya tidak tinggi kami bingung juga,” ujarnya.

Setiap tahun produksi garam di Indonesia hanya mencapai sekitar 1,6 juta ton. Jumlah tersebut sangat jauh dibandingkan kebutuhan pasar nasional baik sektor konsumsi masyarakat dan sektor industri setiap tahunnya mencapai sekitar 3,5 juta ton.

Angka tersebut terdiri dari kebutuhan per tahun sektor konsumsi yang mencapai 1,6 juta ton, industri kimia 1,2 juta ton, industri farmasi 1.000-2.000 ton, dan sektor industri aneka pangan sekitar 350.000-400.000 ton.

Untuk menyiasatinya, lanjutnya, pemerintah harus membuka keran impor garam dari luar untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri terutama bagi industri aneka pangan.

Dia menjelaskan selama ini ekspor produk industri aneka pangan di Indonesia masih sangat tinggi dan semuanya membutuhkan sumber bahan baku garam berkualitas tinggi seperti dari impor.

Bahkan, lanjutnya, sudah ada dua penanam modal asing dari industri terkait yang akan menyetop penjualan karena tidak punya bahan baku garam yang dibutuhkan.

"Kami sebenarnya  masih memiliki rasa Indonesia, tetapi kualitas yang ada saat ini tidak memenuhi syarat industri. Menahan impor jangan sampai mematikan industri," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper