Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sarana Transportasi Multimoda Teluk Lamong Dikebut

Pengadaan sarana transportasi multimoda di sekitar Terminal Teluk Lamong (TTL) bakal dijadikan prioritas sebelum 2020, guna menciptakan persaingan usaha yang berdampak langsung pada perbaikan pelayanan bagi pengguna jasa.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, SURABAYA—Pengadaan sarana transportasi multimoda di sekitar Terminal Teluk Lamong (TTL) bakal dijadikan prioritas sebelum 2020, guna menciptakan persaingan usaha yang berdampak langsung pada perbaikan pelayanan bagi pengguna jasa.

Direktur Teknik dan Teknologi Informasi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Husein Latief menjelaskan sejauh ini baru ada moda transportasi jalan untuk kebutuhan logistik di sekitar terminal berkapasitas 1,5 juta TEUs itu.

“Untuk menekan biaya logistik dan memberikan pilihan bagi pengguna jasa, kami berencana membangun moda transportasi flyover, kereta api [KA], dan monorel di Teluk Lamong,” jelasnya, Selasa (12/5/2015).

Pengadaan KA logistik dari TTL, bagaimanapun, belum akan langsung dihubungkan ke terminal yang terletak di wilayah perbatasan Surabaya—Gresik itu. Proyek tersebut baru akan dimulai dengan pembangunan depo di kawasan Osowilangun, Surabaya Barat.

Namun, kata Husein, dalam jangka panjang jalur kereta logistik akan dibangun langsung terintegrasi dengan terminal semiotomatis penyangga Pelabuhan Tanjung Perak itu. “Dalam jangka panjang, [jalur KA] akan masuk ke TTL. Mungkin pada 2018 baru selesai.”

Dengan adanya transportasi kereta—yang bekerja sama dengan PT Kereta Api Logistik (Persero)—waktu pengiriman barang yang biasanya memakan waktu hingga 3 minggu dengan moda transportasi jalan, diklaim dapat ditekan menjadi hanya 3 hari.

Sementara itu, progres proyek monorel hingga saat ini baru sampai finalisasi prototipe. Selanjutnya, Pelindo III akan mengurus izin pemanfaatan ruang (IPR). Targetnya, pembangunan monorel itu selesai pada 2022.

“Ini adalah tahapan selanjutnya setelah pembangunan kereta api logistik. Kami akan membangun monorel pengangkut kontainer sepanjang 13 km. [Proyek ini] tertuang dalam masterplan pembangunan Terminal Terluk Lamong,” imbuh Husein.

Untuk  flyover, fasilitas tolyang membentang dari pintu gerbang TTL ke jalan tol Gresik—Sidoarjo itu sebenarnya sudah cukup lama dimatangkan. Hanya saja, hingga saat ini pengerjaannya masih terkendala izin dari Pemerintah Kota Surabaya.

Proyek senilai Rp700 juta itu, imbuhnya, masih menunggu diterbitkannya izin rencana detail tata ruang kota (RDTK). “Semua tergantung pemkot. Kalau izinnya cepat turun, tahun ini [flyover] akan mulai dikerjakan. Ini untuk mengurai kemacetan di Osowilangun.”

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper