Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Semen Menumpuk Terhambat lambannya Belanja Pemerintah

Asosiasi Semen Indonesia menyatakan terjadi penumpukan semen di silo tempat penyimpanan bahan curah baik di pabrik maupun terminal packing plan tserta gudang para distributor seiring dengan lesunya permintaan hingga April 2015.

Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi Semen Indonesia menyatakan terjadi penumpukan semen di silo tempat penyimpanan bahan curah baik di pabrik maupun terminal packing plan tserta gudang para distributor seiring dengan lesunya permintaan hingga April 2015.

Widodo Santoso , Ketua AsosiasiSemenIndonesia (ASI), menyatakan kendati pemerintah mengatakan belanja infrastruktur pemerintah dan BUMN di mulai pada April, realisasi saat ini belum ada pembangunan infrastruktur yang dimulai.

Sesuai dengan info dari pemerintah, pengerjaan proyek baru bersifat penyelesaian tender, saat ini baru 80%. Diharapkan pembangunan fisik dimulai pada Juni, ujarnya kepadabisnis,Selasa (12/5/2015).

Akibatnya, konsumsi semen nasional sepanjang Januari-April hanya mencapai 18,22 juta ton, atau turun 2,2% dari periode yang sama tahun lalu. Menurutnya, khusus untuk April, total permintaan turun 1,1% hanya 4,47 juta ton.

Dia mengatakan penurunan penjualan semen nasional pada April terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatra, Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur. Secara rinci penjualan di Jawa pada April turun 1,8% atau hanya 2,52 juta ton, kemudian Kalimantan susut 9,9% dengan serapan 320.000 ton.

Penurunan terdalam berada di Maluku dan Papua dengan anjlok 23% dengan serapan hanya 89.000 ton. adapun peningkatan di Sumatra mencapai 5,1% dengan konsumsi 982.000 ton, diikuti oleh Bali dan Nusa Tenggara naik 2,8% dengan serapan 236.000 ton dan Sulawesi meningkat 1,1% dengan konsumsi 325.000 ton.

Widodo mengatakan dengan anggaran pembangunan infrastruktur di Kementerian Pekerjaan Umum yang mencapai Rp95 triliun, maka diperkirakan jumlah kebutuhan semen mencapai 16 juta ton.

Dengan demikian, jika sisa masa pekerjaan tujuh bulan ke depan, rata-rata kebutuhan semen per bulan mencapai 2,3 juta ton.

Permintaan ini, tuturnya, belum termasuk dengan kebutuhan rutin pada sektor properti seperti pembangunan rumah, hotel dan perkantoran, serta pengerjaan proyek industri baik milik pemerintah maupun swasta.

Dia memperkirakan peningkatan kebutuhan semen akan melonjak tajam pada semester II/2015. Lonjakan permintaan ini diharapkan dapat menutup total penurunan permintaan sepanjang periode Januari-April.

Menurutnya, konsumsi semen pada periode ini didominasi oleh kebutuhan perumahan, proyek pembangunan pembangkit listrik, smelter, apartemen, perkantoran di kota-kota besar. Oleh karena itu, titik balik konsumsi semen nasional diharapkan terjadi mulai Juni.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper