Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian menyatakan konsumsi industri dalam negeri terhadap karet alam domestik hanya mencapai 18% dari total produksi nasional sebanyak 3 juta ton per tahun.
Saleh Husin, Menteri Perindustrian, mengatakan tingkat konsumsi domestik ini masih sangat jauh di bawah Malaysia, China, dan India yang menyerap produksi karet dalam negerinya lebih dari 40%.
Industri pengguna karet alam di Indonesia 55% adalah industri ban, kemudian industri sarung tangan karet, benang karet, dan kondom 17%, industri alat kaki menyerap 11%, dan barang-barang karet 9%, tuturnya di Jakarta, Senin (11/5/2015).
Atas dasar itu, tuturnya, dibutuhkan pengembangan serta hilirisasi industri karet guna meningkatkan nilai jual karet nasional yang selama ini kebanyak di ekspor dalam bentuk mentah.
Pemanfaatan produksi karet nasional, menurutnya juga bisa digunakan dalam proyek infrastruktur seperti rel kereta api, bahan campuran aspal untuk jalan dan lainnya.
Oleh karena itu dibutuhkan inovasi baik dari pihak swasta maupun pemerintah dalam hal ini BPPT [Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi] untuk menciptakan produk olahan berbahan baku karet alam, tuturnya.
Menurutnya, produksi karet alam nasional masih terus dapat ditingkatkan, mengingat potensi lahan yang ada mencapai 3,5 juta hektare.
Ke depan, lanjutnya, pelaku industri karet nasional akan didorong untuk mengembangkan industri karet hilir khususnya pada produk karet non-konvensional seperti dock fender, rubber bridge, asphalt rubber, ban retread.