Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perhubungan menganggarkan Rp25 miliar guna membiayai feasibility study pembangunan pelabuhan baru peganti Pelabuhan Cilamaya setelah Japan International Cooperation Agency dipastikan tidak ikut terlibat.
Dirjen Perhubungan Laut Bobby R. Mamahit membenarkan dana sebesar Rp25 miliar akan digunakan untuk studi kelayakan pembangunan pelabuhan baru di Jawa Barat.
Studi kelayakan ini dianggarakan dari Dirjen Perhubungan Laut dan studinya tahun ini selesai.
“Kita sudah keluarkan anggaran maksimal Rp25 miliar. Bila uangnya berlebih nanti akan kita kembalikan ke kas pemerintah,” ujarnya, dalam pertemuan dengan wartawan sore ini, Rabu (22/4).
Sebelumnya, Deputy Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy S. Priatna mengatakan studi kelayakan harus dikalukan secara independen dan tidak lagi dilaksanakan oleh JICA. “Yang besok lakukan studi harus independen. Tidak boleh JICA lagi.”
Bobby menjelaskan nantinya melaksanakan studi kelayakan harus konsultan lokal karena biayanya disalurkan dari APBN.
Dia menjelaskan proses pemilihan konsultan harus menunggu perhitungan revisi anggaran sehingga kemungkinan tender dilakukan pada Mei 2015.
“Sehingga Juni sudah kita umumkan,” jelasnya. Dia menambahkan studi kelayakan yang baru hanya tinggal melanjutkan studi kelayakan JICA sebelumnya.
Menurut Bobby, Kemenhub akan mencari wilayah yang aman dari kegiatan migas di laut utara dan pastinya tidak sampai ke Jawa Tengah.
Dia menambahkan dari sembilan wilayah yang direkomendasikan di studi JICA, sekitar lima wilayah akan dimasukan ke studi kelayakan yang baru. “Antara Tarumanegara sampai Indramayu.”
Studi Kelayakan Pelabuhan Pengganti Cilamaya Telan Rp25 Miliar
Kementerian Perhubungan menganggarkan Rp25 miliar guna membiayai feasibility study pembangunan pelabuhan baru peganti Pelabuhan Cilamaya setelah Japan International Cooperation Agency dipastikan tidak ikut terlibat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu