Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berupaya mengoptimalkan kontribusi kalangan perguruan tinggi dalam industri konstruksi nasional untuk meningkatkan daya saing dan efektivitas penyelenggaraan jasa konstruksi.
Plt. Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PU-Pera Hediyanto W. Husaini mengatakan efektivitas penyelenggaraan jasa konstruksi selama ini sulit tercapai karena kurangnya perhatian dunia konstruksi terhadap aspek kajian nonteknik.
“Kita mungkin kuat di teknik, tetapi karena tidak dilengkapi aspek penting lain jadi tersendat-sendat selama ini. Ini yang harus dibenahi, harus lebih sinergi,” katanya, Kamis (16/4/2015).
Oleh karena itu, pemerintah berupaya meningkatkan sinergi antara dunia konstruksi dengan perguruan tinggi sebagai strategi untuk memperkuat dunia konstruksi. Keterlibatan perguruan tinggi diharapkan memberi dukungan berupa kajian hukum, sosial, budaya, teknologi, lingkungan, hubungan internasional dan berbagai aspek terkait lainnya.
Hal tersebut menurutnya semakin mendesak seiring target pembangunan pemerintah yang tinggi dan juga semakin dekatnya era pasar tunggal MEA. Ini untuk menjamin iklim usaha konstruksi dalam negeri menjadi lebih sehat dan lebih mendukung terhadap peningkatan daya saing.
“Perguruan tinggi yang lebih punya kapasitas dan kompetensi harus turut pikirkan bagaimana ketahanan konstruksi kita di semua aspek itu, bagaimana kita lebih kuat untuk bisa bersaing di dunia internasional,” katanya.
Untuk itu, menurutnya pemerintah mendesak LPJKN agar tidak saja berfokus pada tugas dan fungsi sertifikasi dan registrasi, tetapi juga melaksanakan tugas dan fungsi penelitian dan pengembagan.
“LPJKN bersama pemerintah mesti bersama mendukung pembangunan melalui upaya mendorong peningkatan kapasitas pelaku jasa konstruksi,” katanya.