Jakarta - Guna meningkatkan dan memenangkan daya saing bangsa dalam tatanan global dewasa ini, Persatuaan Insinyur Indonesa (PII) bertepatan dengan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional mengeluarkan 12 butir pernyataan resmi. Demikian dipaparkan Ketua PII, A Hermanto Dardak didampingi sejumlah pengurus PII kepada wartawan seusai Halal Bihalal PII di Jakarta, Kamis (11/8/2016).
PII merupakan satu-satunya wadah insinyur di Indonesia dengan anggota lebih dari 750.000 dari berbagai disiplin ilmu teknik. Mencermati berbagai perkembangan nasional dan global sejauh ini PII merasa perlu menyampaikan pernyataan siap bersama pemerintah, masyarakat luas, dan dunia industri maupun dunia usaha untuk secara menerus meningkatkan nilai tambah berbagai produk nasional.
12 butir-butir pernyataan resmi terkait keinsinyuran, yakni senantiasa mengedepankan Pelayanan dan Perlindungan Masyarakat Pemakai Jasa maupun Pemanfaat Produk Keinsinyuran dan Tanggung Jawab Profesi terhadap produk keinsinyuran, Dukungan Pengembangan Vokasi, Meminimalkan Resiko Bencana, Pembangunan Wilayah dan Kawasan, Percepatan dan Penterpaduan Pembangunan Infrastruktur, Penguatan Kapasitas Inovasi Nasional melalui Triple Helix, Perkotaan Cerdas Layak Huni dan Produktif-efisien sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan serta Perdesaan sebagai Pengaman Pangan Nasional, Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Air, Peningkatan Kapasitas Profesional Insinyur, Kedaulatan Energi Termasuk Konservasi Energi Dan Energi Terbarukan, Pengembangan Sistem dan Industri Maritim Nasional dan Pengembangan Teknologi Masa Depan.
Pelayanan dan Perlindungan Masyarakat Pemakai Jasa maupun Pemanfaat Produk Keinsinyuran dan Tanggung Jawab Profesi terhadap produk keinsinyuran, agar seluruh pengerahan sumberdaya nasional untuk pembangunan infrastruktur dapat memberi hasil maksimal, yang pengembangannya dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, maka insinyur Indonesia dalam memberikan berbagai pelayanan jasanya, senantiasa mengedepankan keselamatan dan keamanan masyarakat pemanfaatan berbagai produk keinsinyuran serta keberlanjutan lingkungan.
Dukungan Pengembangan Vokasi, untuk mengurangi kesenjangan pendidikan angkatan kerja, insinyur dapat melaksanakan tanggung jawab sosialnya dengan melakukan darma bakti masyarakat, berupa transfer iptek kepada angkatan kerja yang berpendidikan dan berpelatihan vokasi, dengan ikut mengembangkan materi pelatihan dan pemagangan program pendidikan dan pelatihan vokasi secara profesional. Pelaksanaan tanggung jawab sosial tersebut merupakan bagian dari sistem dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB).
Meminimalkan Resiko Bencana, mempertimbangkan bahwa Indonesia berada pada daerah rawan bencana ring of fire maupun gunung berapi, maka untuk meminimalkan dampak bencana pada masyarakat banyak, insinyur mendukung perencanaan dan pelaksanaan mitigasi bencana melalui pengaturan daerah rawan bencana agar tertuang dalam rencana tata ruang dan pengendaliannya melalui peraturan zonasi maupun melalui peringatan dini yang cerdas memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Pembangunan Wilayah dan Kawasan, agar semua pihak mensyukuri nilai anugerah alam untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat, maka SDM insinyur Indonesia siap mendukung percepatan pengembangan wilayah dan kawasan menuju daya dukung dan daya tampungnya dengan bergerak melakukan berbagai inovasi, memberi nilai tambah berbagai sumber daya lokal/nasional dan mendukung pemerintah dalam pelaksanaan percepatan pembangunan infrastruktur dengan memanfaatkan kekinian(state of the art) teknologi, agar berbagai hasil produksinya efisien dan cerdas sehingga berdaya saing tinggi. Pembangunan berbasis kewilayahan yang mengkonektifitaskan berbagai kawasan pertumbuhan, perkotaan dan perdesaan di masing-masing wilayah melalui pembangunan infrastruktur maupun penyediaan infrastruktur pelayanan dasar kawasan dan perumahan terjangkau kawasan, akan mengintegrasikan pembangunan aset infrastruktur dengan pembangunan berbagai kawasan dan sektor yang didukung, sehingga disamping hasil fisik juga langsung memberikan hasil manfaat akhir yang dapat langsung dirasakan masyarakat berupa penciptaan lapangan kerja maupun penurunan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi.
Percepatan dan Penterpaduan Pembangunan Infrastruktur, agar pembangunan infrastruktur skala besar dan semakin komplek yang saat ini terus dipacu dapat semakin terlaksana secara efisien dan efektif, maka diperlukan peningkatan kapasitas manajemen visi memanfaatkan kekinian teknologi, mendukung kepemimpinan berkomunikasi dengan banyak pihak dengan Program Manajemen Office. PII mendukung pembangunan Super Koridor menghubungkan kawasan-kawasan pertumbuhan utama (kawasan industri, wisata, perkotaan perdagangan, pelabuhan utama) didalam wilayah pertumbuhan berupa penyatuan berbagai jaringan seperti kelistrikan, jalan raya, rel ka, telekomunikasi, maupun perpipaan gas, sehingga merupakan tulang punggung infrastruktur memberikan kapasitas infrastruktur yang tinggi dengan akses yang tinggi dan cerdas melayani berbagai kawasan pertumbuhan tersebut. Dengan demikian menghasilkan kawasan dan wilayah sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang berdaya saing tinggi dalam berproduksi maupun dalam menarik investasi dari surplus global.
Penguatan Kapasitas Inovasi Nasional melalui Triple Helix, agar kegiatan inovasi menjadi keseharian industri, maka perlu terus diperkuat iklim inovasi nasional dengan mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan di industri yang fokus senantiasa berupaya memberi nilai tambah berbagai produknya dengan kandungan inovasi dalam negeri (KIDN)/paten, terutama melalui pemaksimalan kerjasama triple helix diantara industri, perguruan tinggi dan pemerintah.
Perkotaan Cerdas Layak Huni dan Produktif-efisien sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan serta Perdesaan sebagai Pengaman Pangan Nasional, seiring dengan kenaikan pesat jumlah penduduk perkotaan di Indonesia yang selama 4 dekade terakhir naik 6 kali lipat (dari 20 juta th 1970 menjadi 120 juta th 2010), dan diprediksi masih berlanjut, yang tentunya diikuti berbagai konsentrasi kegiatan ekonomi, interaksi sosial dan budaya, maupun lingkungan di perkotaan, sehingga perkotaan merupakan konsumer yg sangat memerlukan infrastruktur ekonomi maupun pelayanan dasar, ketahanan pangan yang perlu pasokan dari perdesaan, perumahan layak huni, maupun ketersediaan pekerjaan formal, maupun lingkungan berkelanjutan. Untuk itu peluang urbanisasi yang tinggi tersebut perlu dimanfaatkan dengan membangun dan merestorasi perkotaan menuju perkotaan berkelanjutan sebagai penggerak pertumbuhan berkelanjutan, inklusif, pembangunan sosial budaya dan perlindungan lingkungan, antara lain dengan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Untuk itu perkotaan harus direncanakan, dibangun dan dimanajemeni secara terpadu nasional, regional dan lokal dengan memanfaatkan kekinian teknologi antara lain melengkapi aset fisik yang ada, dengan interkoneksi semua elemen fisik perkotaan dan masyarakatnya (dengan teknologi informasi dan komunikasi al. Sensor, kamera, RFID), sehingga dapat menganalisa dan memproses real time melalui Operation Room dan semakin menuju perkotaan cerdas.
Peningkatan Kapasitas Profesional INSINYUR, dalam tatanan global dan efektifnya Komunitas Asean, maka kualitas dan kuantitas SDM menjadi tolok ukur daya saing, sedangkan jumlah mahasiswa teknik termasuk pertanian saat ini sekitar 15 persen dari seluruh jumlah mahasiswa di Indonesia yang lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Malaysia (24%), Vietnam(25%), Korea(33%), China(38%), untuk itu perlu upaya khusus untuk meningkatkan minat generasi muda pada pendidikan insinyur. Adapun langkah konkrit yang saat ini dilakukan antara lain telah mensertifikasi 11 ribu insinyur profesional, saling pengakuan insinyur ASEAN (ASEAN Chartered Professional Engineer Certified/ACPEC), Program profesi Insinyur yang tahun ini dimulai bekerjasama dengan 40 perguruan tinggi di Indonesia dengan pembinaan dari Kemristekdikti. PII telah pula menyiapkan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) untuk mengakreditasi program studi keteknikan di perguruan tinggi dengan standar nasional maupun internasional (ABET maupun Washington Accord).
Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Air, untuk mendukung kedaulatan pangan nasional, diperlukan dukungan agro bisnis mulai dari dukungan proses produksi al. waduk, irigasi, teknologi pertanian di perdesaan serta sistem distribusi dan pemasaran berbagai produk pertanian antara lain pengembangan infrastruktur jalan dan sistem transportasi serta proses nilai tambah produk pertanian di berbagai kawasan industri pertanian dan pemasaran di perkotaan. Insinyur siap memberikan dukungan pemanfaatan berbagai teknologi pertanian termasuk pemanfaatan teknologi tepat guna dari mulai proses produksi sampai dengan paska panen untuk mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan.
Kedaulatan Energi Termasuk Konservasi Energi Dan Energi Terbarukan, perkembangan pembangunan nasional di Indonesia semakin memerlukan sumber daya energi yang besar, sehingga perlu dikembangkan sistem penyiapan dan pemanfaatan energi nasional yang berada dalam kendali nasional. Dengan demikian, agar masyarakat yang tersebar hingga ke pelosok desa maupun daerah perbatasan dapat memperoleh fasilitas energi, perlu memaksimalkan seluruh potensi sumberdaya kelistrikan yang dimiliki tiap wilayah baik memanfaatkan energi geotermal, air, matahari, angin dan arus laut serta memadukan sumber-sumber tersebut dalam system supergrid inter koneksi yang terintegrasi secara nasional. Untuk mengurangi ketergantungan pada energi LPG yang berlisensi luar negeri dan impor perlu dikembangkan gas alam nasional sebagai alternatif. Seiring dengan semakin berkurangnya sumber migas, untuk mendukung pengembangan industri migas nasional perlu pengembangan teknologi Enhance Oil Recovery (EOR). Dalam pengembangan sarana dan prasarana perkotaan perlu terus diupayakan agar produk yang dihasilkan tidak hanya mengkonsumsi energi, tetapi juga memproduksi energi seperti melalui pemanfaatan sensor dan sel surya serta daur ulang air hujan dan limbah, seperti bangunan dan infrastruktur hijau dan cerdas. Untuk itu perlu penyiapan SDM keinsinyuran yang kompeten.
Pengembangan Sistem dan Industri Maritim Nasional, untuk meningkatkan efisiensi signifikan, perlu terus dikembangkan teknologi material seperti nano teknologi, teknologi nuklir, dan teknologi Cloud. PII menekankan pentingnya integrasi antar disiplin keinsinyuran. PII merupakan wadah integrasi antar disiplin keinsinyuran.
Pengembangan Teknologi Masa Depan, untuk mendukung pengembangan potensi kemaritiman dengan luas lautan yang dikelola lebih dari dua kali luas daratan dengan garis pantai lebih dari 80.000 km perlu dikembangkan dengan membangun sistem infrastruktur pelabuhan dan industri, perkotaan pantai, industri kemaritiman/armada perkapalan maupun industri perikanan, ekonomi biru yang terintegerasi dalam sistem tol laut nasional. (RIS/INI/InfoBPIW)