Bisnis.com, MOMBASA--Niger sebagai salah satu produsen utama uranium sedang mempertimbangkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) guna mengeksploitasi sumber daya alamnya tersebut. Pasalnya, harga ekspor uranium terus berada di level rendah pasca kejadian Fukushima di Jepang pada 2011 lalu.
Penasihat Presiden Bidang Energi dan Pertambangan Niger Salamatou Djibo Gourouza mengatakan pihaknya selama ini terus mengekspor uranium tanpa sadar manfaat yang bisa diberikan untuk negara sendiri.
"PLTN itu cara yang lebih baik untuk memastikan negara kami mendapat manfaat dari cadangan uranium kami yang besar," tuturnya seperti dikutip Bloomberg, Kamis (16/4/2015).
Harga uranium dunia telah anjlok sekitar 45% sejak kejadian Fukushima empat tahun lalu yang menyebkan Jepang menutup seluruh reaktornya saat itu. Harga sedikit naik sejak semester dua tahun lalu setelah beberapa negara Asia mulai me-restart reaktornya.
Adapun Niger yang sekarang masih menjadi salah satu negara termiskin di dunia menyumbang 8% dari produksi uranum global pada 2011 yang menempatkannya pada urutan ke-4 sebagai produsen terbesar uranium dunia menurut US Geological Survey.
Ironisnya, Niger ustru mengimpor sekitar 60% listriknya dari negara tetangga seperti Nigeria.
Kini, Niger mampu menghasilkan sekitar 5.000 metrik ton uranium per tahun dan menguasai 10% cadangan dunia. Menurut perhitugan, sebuah PLTN dengan kapasitas 1.000 megawatt (MW) di Niger bisa meningkatkan PDB hingga 25%. Adapun pembangunannya direncanakan dimulai pada 2030.