Bisnis.com, JAKARTA - Kepala BNP2TKI Nusron Wahid memimpin do'a dan tahlil di kediaman almarhumah Karni binti Medi Tasim, di Desa Karang Junti, Kec. Losari Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Rombongan BNP2TKI dan Kemenlu yang dipimpin Direktur Perlindungan WNI dan BHI Lalu Muhammad Iqbal sampai di rumahnya Karni, sekitar pukul 09.55 WIB, disambut oleh Medi Tasim (bapaknya Karni), Darpin (suami Karni) dan Iroh (ibunya Karni).
Setelah berbincang, maka Nusron langsung memimpin tahlil dan do'a. Suasana khidmat dan haru, dengan disaksikan tokoh-tokoh masyarakat.
"Kami datang, atas nama pemerintah, menyampaikan duka yang mendalam dan duka cita dari Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Wapres Yusuf Kalla, atas musibah ini. Kita mendo'akan semoga semua amal kebaikannya diterima dan dosa-dasanya diampuni," ujar Nusron, dalam sambutan singkatnya, seperti dikutip dalam siaran pers BNP2TKI, Jumat (17/4/2015).
Menurut Nusron, pemerintah sudah sangat optimal dalam memberikan pembelaan dan advokasi terhadap Karni binti Medi Dasim. "Bayar pengacara andal sudah. Menawarkan diyat sudah. Presiden kirim surat sudah dan kontak langsung dengan Raja. Kalau keluarg yang dibunuh tidak mau memaafkan, yaa mau gimana lagi," ujar Nusron.
Sama dengan Zaenah, pemerintah juga akan memfasiltasi keluarga Karni agar bisa ziarah ke makam almarhumah Karni di Yanbu, dekat Madinah dalam waktu dekat ini.
"Karena kebetulan masih punya anak kecil, kami juga menawarkan beasiswa sama anaknya Karni, Desi yang masih kelas 3 SD agar ke depan bisa sekolah minimal sampai jenjang SLTA.
"Untuk perbaikan ke depan, BNP2TKI akan mendesak kepada Menteri Tenaga Kerja agar TKI sebelum berangkat harus sudah lulus tes psikologi dan kontraknya tidak dengan pengguna individu tetapi, kontrak dengan perusahaan.
"Hukum di sana menggunakan kafalah (penguasaan). Kalau kafil-nya individu, jangan pemerintah Indonesia, pemerintah Arab Saudi saja sulit menerobos. Sebab itu wilayah privat. Tapi kalau perusahaan kan wilayah publik."
Medi Tasim, ayahnya Karni, juga merasa ikhlas atas musibah yang menimpa. []