Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KADIN SUMSEL: Ekonomi Lesu, Banyak Pengusaha Sumsel Gulung Tikar

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatra Selatan mengungkapkan banyak pelaku usaha Sumatra Selatan yang terpaksa gulung tikar akibat lesunya permintaan dari pasar sepanjang kuartal pertama tahun ini.
Ilustrasi:Jembatan Musi/Antara
Ilustrasi:Jembatan Musi/Antara

Bisnis.com, PALEMBANG—Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatra Selatan mengungkapkan banyak pelaku usaha Sumatra Selatan yang terpaksa gulung tikar akibat lesunya permintaan dari pasar sepanjang kuartal pertama tahun ini.

Ketua Kadin Sumsel Ahmad Rizal mengatakan lesunya kegiatan usaha disebabkan daya beli masyarakat yang terus mengalami penurunan. Pada akhirnya, pengusaha lebih memilih menutup usahanya demi menghindari kerugian yang lebih besar.

“Kawan saya yang sudah 30 tahun berdagang barang elektronik saja sampai tutup. Kemudian, saya juga dapat laporan jika rata-rata omzet minimarket di Sumsel itu turun 17%-19%,” katanya kepada Bisnis, Rabu (15/4/2015).

Rizal menilai menurunnya daya beli masyarakat Sumsel perlu segera diantisipasi pemerintah daerah. Apabila tidak, pelaku usaha yang gulung tikar kian banyak, dan akhirnya tingkat pengangguran Sumsel bakal melonjak.

Menurutnya, banyaknya proyek pembangunan infrastruktur di Sumsel pada tahun ini sebenarnya mampu mendorong daya beli masyarakat apabila pembangunan infrastruktur tersebut diarahkan untuk memanfaatkan tenaga buruh ketimbang mesin.

“Kalau misalnya, pembangunan infrastruktur itu ternyata banyak menggunakan mesin ketimbang tenaga buruh, maka dampak pembangunan itu bisa dikatakan tidak signifikan dalam mendongkrak kesejahteraan masyarakat Sumsel,” tuturnya.

Penurunan daya beli masyarakat memang menjadi salah satu persoalan Sumsel, terutama masyarakat kecil yang berprofesi sebagai petani. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel mencatat nilai tukar petani (NTP) hingga Maret 2015 sebesar 98,31% atau lebih rendah dari Maret 2014 sebesar 100,99%.

NTP adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani, dengan indeks harga yang dibayar guna keperluan konsumsi rumah tangga serta keperluan produksi pertanian. Dengan demikian, NTP menjadi salah satu indikator kesejahteraan petani.

Dikonfirmasi mengenai kondisi kegiatan dunia usaha tersebut, Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Pemprov Sumsel Ruslan Bahri menolak berkomentar. Menurutnya, Bank Indonesia Perwakilan Sumsel lebih tepat ditanyai mengenai hal itu.

Sayangnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Hamid Ponco Wibowo justru tidak juga memberikan penjelasan. “Maaf, saya masih meeting,” tulisnya dalam pesan singkat yang diterima Bisnis.

Meski demikian, survei kegiatan dunia usaha dari Bank Indonesia menyebutkan kegiatan usaha nasional sepanjang kuartal pertama tahun ini memang melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Hal itu tercermin dari saldo bersih tertimbang sebesar 4,83% atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 11,03%. Perlambatan kegiatan usaha terutama terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper