Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahas Bir Dilarang di Minimarket, Rachmat Gobel Disoraki di Bali

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menyosialisasikan kebijakan Kementerian Perdagangan kepada masyarakat Bali di Kantor Dewan Perwakilan Daerah Bali di Renon, Denpasar.
Manfaat bir untuk keindahan rambut/boldsky.com
Manfaat bir untuk keindahan rambut/boldsky.com

Bisnis.com, DENPASAR--‎ Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menyosialisasikan kebijakan Kementerian Perdagangan kepada masyarakat Bali di Kantor Dewan Perwakilan Daerah Bali di Renon, Denpasar.

Hadir dalam diskusi ini, anggota DPD asal Bali Arya Wedakarna, Kadisperindag Bali Ni Wayan Kusumawathi, Kadisperindag Denpasar, Kadisparda Badung Cok Raka Darmawan, serta tokoh masyarakat adat dan pengusaha serta pedagang. Ada tigamateri yang disosialisasikan oleh Rachmat Gobel dalam pertemuan ini, yakni soal permendag minuman beralkohol (minol), kebijakan larangan impor baju bekas, dan ekonomi kreatif.

Dari ketiga materi, penjelasan mengenai permendag minol mendapat tanggapan terbanyak dari masyarakat. Bahkan, beberapa kali penjelasan menteri perdagangan diinterupsi oleh peserta diskusi. Puncaknya ketika Rachmat Gobel menyarankan pembeli bir membeli minuman tersebut tidak di minimarket, tetapi di restoran.

"Kalau restoran akan dapat mengontrol siapa yang beli," ujarnya dan langsung disoraki pengunjung di Kantor DPD Bali di Denpasar, Sabtu (11/4/2015).

Tidak berhenti di situ saja, beberapa peserta menyeletuk supaya menteri sekalian menutup pabrik bir. Kondisi tersebut akhirnya dapat ditengah oleh Arya Wedarkarna.

Wayan Suata, salah seorang pelaku wisata, menjelaskan kebijakan larangan menjual bir akan mematikan ribuan pedagang di pinggir pantai yang berdagang menggunakan cool box. Pihaknya menuding kebijakan itu justru tidak pro wong cilik.

"Tidak ada orang pernah mati karenan minum bir. Berapa ribu masyarakat Badung dan Bali akan mati akibat kebijakan ini," sergahnya.

Ketua Majelis Desa Adat Kuta Wayan Suwarsa memastikan pihaknya mendukung maksud kebijakan itu untuk mengendalikan dampak alkohol. Namun, dia meminta pemerintah memahami kondisi di Bali yang mengandalkan pariwisata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper