Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HKTI: SDM Andal Sektor Agribisnis Harus Dipersiapkan Jelang MEA

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Jawa Barat mendesak pemerintah harus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) andal di sektor agribisnis yang akan menopang sumber daya alam (SDA) menyusul masyarakat ekonomi Asean semakin dekat.
Petani/Ilustrasi
Petani/Ilustrasi

Bisnis.com, BANDUNG - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Jawa Barat mendesak  pemerintah harus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) andal di sektor agribisnis yang akan menopang sumber daya alam (SDA) menyusul Masyarakat Ekonomi Asean semakin dekat.

Ketua HKTI Jabar Entang Sastraatmadja mengatakan selama ini Indonesia dan Jabar sendiri khususnya memiliki SDA yang cukup, tetapi hal tersebut harus dimanfaatkan oleh pengelolaan SDM yang mampuni seperti yang telah dilakukan negara-negara tetangga dalam bersaing.

"Kelihatan sekali masalah di sektor agribisnis kita adalah bukan hanya managerial SDM melainkan basis dari SDM seperti tingkat pendidikannya juga relatif rendah. Selain itu, kesehatan serta daya beli yang lemah akhirnya membuat petani atau SDM inti ini sulit bersaing dengan negara lain khususnya dari segi kualitas produk," katanya, Minggu (5/4/2015).

Untuk itu, menurutnya, pemerintah harus serius karena masalah ini harus ditangani atau tidak dapat dibiarkan begitu saja seperti yang terjadi saat ini. Lebih serius, pemerintah harus lebih gencat atau aktif menggalakan kebijakan akan pendidikan, pelatihan dan pemberdayaan. 

Hal tersebut untuk mengimbagi bagaimana potensi komoditas unggulan di Jabar yang semakin baik seperti halnya padi, kopi, teh, dan karet. 

"Pada komoditas-komoditas tersebut kita sudah masuk ke pasar dunia. Karet kita nomor dua setelah Malaysia, teh juga mulai bersaing, kopi kita di nomor tiga dunia dan sebetulnya kita kuat pada sektor agribisnis ini. Tetapi persaingannya adalah dengan Malaysia dan Vietnam. Vietnam aktif sekali mengembangkan semua komoditas tersebut, mereka gencar mulai dari SDA, SDM, bahkan membangunnya dengan target khusus."
  
Sementara itu, pemerintah didorong untuk memperbanyak resi gudang untuk menampung hasil perkebunan maupun pangan para petani karena sangat menguntungkan dan dapat  menjaga kestabilan harga di pasaran.

Ketua Bidang Pemasaran Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indoensia (MAAI) Jawa Barat Iyus Supriyatna mengatakan selama ini para petani selalu kesulitan untuk menjual hasil panennya di saat harga sedang anjlok.

Menurutnya, resi gudang bisa meminimalkan risiko kerugian bagi petani untuk menghindarkan mereka dari fluktuasi harga komoditas pascapanen.

"Dengan sistem resi gudang ini maka petani bisa menunda penjualan karena fluktuasi harga. Hal ini juga berfungsi mengendalikan harga komoditas pertanian maupun perkebunan serta mendukung rantai distribusi," ujarnya.

Iyus menjelaskan bagi petani resi gudang ini dapat dijadikan instrumen pemasaran untuk memperoleh harga terbaik dengan cara menunda penjualan komoditi pada saat musim panen raya.

Dia mencontohkan selama ini para petani cengkih selalu kesulitan mengakses resi gudang jika harga sedang anjlok. Dengan adanya resi ini, diharapkan mampu menyimpan stok cengkih dan dikeluarkan sewaktu-waktu saat harga sedang bagus.

Dia juga berharap keberadaan resi gudang di sejumlah daerah bisa dimaksimalkan oleh petani.

"Pemerintah kabupaten/kota diharapkan mampu bisa mendorong masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas tersebut.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper