Bisnis.com, JAKARTA- Salah satu sektor properti yang diandalkan selama 2015 adalah sektor pergudangan. Proyek yang merupakan turunan dari kawasan industri ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan fasilitas logistik.
Adapun sebagian pengembangan lahan pergudangan berada di area yang berdekatan dengan kawasan industri ataupun di area yang memiliki akses terhadap jalan tol, pelabuhan dan bandar udara. Sektor tersebut biasanya dikembangkan di kompleks pergudangan di kawasan Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Barat.
Dalam laporan triwulannya, Bank Indonesia melansir sektor pergudangan akan maikin digenjot oleh pengembang pada tahun ini. Pasalnya, permintaan pergudangan terindikasi meningkat yang didorong oleh persiapan pelaku usaha menghadapi masyarakat ekonomi asean di penghujung tahun 2015.
Mayoritas, permintaan datang dari kebutuhan logistik, workshop dan gudang dari pabrik-pabrik terdekat. Bahkan tingkat okupansi pun cenderung tinggi dan meningkat.
Tingkat okupansi kawasan pergudangan pada kuartal IV/2014 sebesar 92,20%, papar riset tersebut seperti dikutip Bisnis, Sabtu (4/4/2015).
Bank Indonesia mencatat, pasokan area pergudangan di wilayah Jabodebek pada kuartal yang sama sebanyak 2.885 unit. Unit tersebut tersebar di 36 kompleks pergudangan modern di mana sebagian besar berada di wilayah Jakarta, sedangkan sisanya di Bogor, Depok dan Bekasi.
Sementara itu, harga jual yang dipatok pengembang bermacam-macam, tergantung tingkat kedekatan kompleks pergudangan dengan akses infrastruktur.
Harga jual area pergudangan di di kawasan Jakarta rata-rata sebesar Rp18,6 juta per meter persegi, catatnya.
Momentum tersebut tidak diabaikan oleh pengembang. Berdasarkan pantauan Bisnis, setidaknya terdapat empat pengembang yang konsentrasi menggarap area pergudangan pada tahun ini, sebut saja Intiland Development, Sinar Mas Land, Paramount Land dan Citicon Group.