Bisnis.com, SINGAPURA -- Bank asal Malaysia, Maybank menyatakan tengah mempelajari peluang pembiayaan pembangunnan infrastruktur di Indonesia, seiring komitmen Pemerintahan Joko Widodo untuk menggeber realisasi program-program pembangunan.
Group Head of Global Banking Maybank, Feisal Zahir menyampaikan untuk menggenjot pembangunan infrastruktur, Indonesia harus memiliki sumber modal jangka panjang.
"Saat ini jumlah kalangan memengah Indonesia terus meningkat, untuk potensi sebesar itu dalam upaya mendorong pertumbuhan, Indonesia harus membangun infrastruktur yang memadai," kata Feisal dalam konferensi pers di SIngapura, Selasa (31/3).
Feisal menyampaikan persoalan infrastruktur tidak hanya terjadi di Indonesia. Studi Maybank menunjukkan defisit infrastruktur pun menyebabkan perdagangan intra-Asean membutuhkan biaya lebih tinggi hingga 24% dari perdagangan antara negara-negara Asia Tenggara dengan China, terutama dari sisi logistik.
Seperti diketahui, sejumlah pendapat tentang kebutuhan bank berskala besar untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur mencuat beberapa bulan terakhir, termasuk rencana konsolidasi perbankan yang merekomendasikan penggabungan bank-bank besar di Indonesia.